G-Smart.id – Sangatta – Bupati Kutai Timur (Kutim) H. Ardiansyah Sulaiman hadiri kegiatan Rembuk Stunting dalam rangka menindaklanjuti pelaksanaan aksi 1 dan 2 integrasi dan intervensi penurunan stunting di Kabupaten Kutai Timur (Kutim). Kegiatan bertempat di Aula Bappeda Kutim, rabu (29/09/2021).
Rembuk Stunting yang bertemakan “Kawal dan Selamatkan Keluarga 1000 HPK Hadir Untuk Generasi Kutai Timur Cemerlang” ini turut dihadiri Ketua TP PKK Kutim H. Siti Robiah, Ketua IDI Kutim dr Agung SPOG, Ketua IBI Kutim Triana Nur,Tr, Keb, OPD terkait dan perwakilan Kodim serta perwakilan Kejari Kutim, sementara itu yang mengikuti secara virtual Tenaga Ahli Public Policy INEY Bina Pembangunan Daerah Kemendagri, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim, seluruh kecamatan, OPD lainnya dan seluruh desa lokus stunting.
Kegiatan ini merupakan wujud komitmen terkait perencanaan program dan kegiatan yang terfokus menurunkan angka stunting khususnya desa-desa lokus stunting di Kutim. Pencegahan dan penurunan stunting dilakukan secara bersama-sama antara OPD penanggung jawab layanan dengan sektor/lembaga non-pemerintah dan masyarakat. Yang menjadi narasumber pada kegiatan ini ialah Rademan, Tenaga Ahli Public Policy INEY Bina Pembangunan Daerah Kemendagri dan dari Dinkes Provinsi Kaltim Nurul Wardah,SKM.,M.Kes
Dalam kesempatan tersebut Bupati Kutim H. Ardiansyah Sulaiman menyampaikan bahwa persoalan stunting ini hanya salah satu persoalan lainnya, dirinya berharap Bappeda yang menjadi leading sector betul-betul mendarmabhaktikan pekerjaannya dalam rangka merencanakan pembangunan yang memang sudah ingin dilaksanakan termasuk program kegiatan untuk menurunkan angka stunting.
Ditambahkannya stunting ini persoalan tidak hanya di Kutim tapi juga persoalan dunia, tapi dengan rekayasa melalui perencanaan program dan kegiatan agar semua pihak terintegrasi terhadap hal ini.
“ Ini tidak hanya dinas Kesehatan tetapi juga dinas-dinas yang lain punya kewajiban untuk menyampaikan kepada masyarakat , bahkan diluar pemerintah daerah yang punya keterkaitan,” ujar Ardiansyah.
Lebih jauh Ardiansyah menyampaikan, dari data-data yang diperoleh diketahui betapa pentingnya sinergitas kegiatan yang terintegrasi di pemerintahan. Dirinya meminta untuk memberikan pemahaman yang maksimal kepada masyarakat terkait stunting ini seperti calon keluarga yang nantinya akan membina rumah tangga bahwa betapa pentingnya memberikan keturunan yang tingkat kesehatannya maksimal.
“Maksimalkan kegiatan yang terkait ini, apakah melalui APBD, APBN bahkan APBDes. Sekali lagi persoalan kita bukan hanya stunting, ada juga persoalan kemiskinan, infrastruktur sehingga perlu adanya konektivitas yang baik dalam penyelenggaraan program pembangunan yang akan datang,” harapnya.
Sedangkan dalam laporannya dihadapan Bupati, Kepala Bappeda Kutim Ir. Suprihanto,CES menyampaikan prevalensi stunting ini setiap tahunnya dievaluasi oleh pemerintah Provinsi Kaltim dan Bappeda beberapa waktu lalu telah memberikan sekilas highlight tentang kegiatan-kegiatan penurunan stunting di Kutim.
“Konvergensi stunting kita sudah ada catatan dari pemerintah pusat yang telah membuat instrument dalam bentuk kegiatan, ada delapan aksi yang harus kita lalui,’ ungkap Suprihanto
Ditambahkan mantan Kadis Kominfo Perstik ini bahwa dari laporan yang diterima ditengarai ada beberapa desa yang masih terdapat stunting sehingga nantinya dalam rencana kerja Bappeda akan intervensi, baik yang bersifat spesifik maupun yang sensitive terutama di desa-desa lokus stunting.
Dalam acara itu juga ditandatangani komitmen penurunan stunting oleh Bupati Kutim, Ketua TP PKK Kutim dan Kepala Bappeda Kutim. (G-S02)