Sangatta, G-smart.id – Dinas Kebudayaan Kabupaten Kutai Timur (Kutim) akan menjadikan Rembuk Budaya Etam sebagai satu ikon baru sebagai wadah bagi para penggiat budaya Kutim.
Sebelumnya pada 8 November 2021 yang lalu, program ini telah dilaunching Bupati Ardiansyah Sulaiman, hal ini akan menjadi tonggak sejarah untuk lebih memajukan kebudayaan yang ada di Kutim.
Kepala Dinas Kebudayaan melalui Kepala Sub Bagian Perencanaan Program Padliyansyah, dalam keterangan persnya di Hotel Royal Victoria, Rabu,(8/12/2021) mengatakan, selain program tersebut juga sudah menyiapkan program yang lain, sehingga diharapkan bisa mendukung upaya pelestarian budaya yang ada di Kutim.
“Karena kita (Disbud) tipe A, jadi ada empat bidang yang masing-masing mempunyai program unggulan, misalnya bidang Kesenian, Tradisi dan Perfilman. Salah satu programnya adalah Pekan Budaya Daerah (PKD) yang akan menampilkan seluruh budaya yang ada di Kutim,” ujarnya.
Selanjutnya dari bidang Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, akan melakukan inventarisasi serta identifikasi cagar budaya yang ada di Kutim.
“Selain itu, perawatan museum juga menjadi fokus utama kita (Disbud), yang lokasinya ada di belakang kantor Dispora,” kata ia.
Kemudian bidang Pengembangan Budaya, selain Rembuk Budaya Etam, terbentuknya legalitas Hak Cipta Desain Produk Budaya, yang juga menjadi saah satu fokus Disbud di tahun 2022.
“Kita akan mendaftarkan beberapa produk asli Kutim untuk mendapatkan hak cipta desain, salah satunya batik Wakaroros,” ujarnya kepada awak media
Sementara di bidang Sejarah akan memaksimalkan pendataan terkait sejarah dan budaya yang ada di kabupaten Kutim, sehingga memudahkan masyarakat untuk lebih mengetahui informasi terkait budaya yang ada di Kutai Timur.(G-S08)