G-smart.id – Sangkulirang – Kampung Bahari Nusantara merupakan salah satu program TNI-AL yang terletak di masing-masing Satuan Komando Wilayah (Satkowil) yang bersinergi dengan Pemerintah Daerah dan Stakeholder. Dalam rangka rencana pembentukan Kampung Bahari Nasional (KBN), Danlanal Kutai Timur dan OPD terkait serta stakeholder berangkat ke Pulau Miang yang bertujuan melakukan survei dan sosialisasi untuk rencana tersebut. Senin, (24/05/2021)

Pulau Miang yang berada di Kecamatan Sangkulirang menjadi proyeksi rencana KBN dan terdapat 5 klaster Kampung Bahari Nusantara untuk menunjang kesejahteraan rakyat, yaitu klaster edukasi, ekonomi, kesehatan, pariwisata dan pertahanan. Keseluruhan klaster bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat sesuai dengan program pembangunan pemerintah.

“Kampung Bahari Nusantara (KBN) ini diharapkan Lanal mempunyai satu spot untuk menjadi desa binaan, tentu KBN ini tentang bagaimana kesadaraan bagi masyarakat itu sendiri untuk mengembangkan wilayahnya. Jadi Lanal hanya menjembatani terkait kendala dan unek-unek yang dihadapi desa binaan. Hal tersebut dapat kita jembatani untuk komunikasi dengan pemerintah daerah terkait program-program Pemda.” ungkap Danlanal.

Seperti dijelaskan oleh Camat Sangkulirang, Pulau Miang adalah pulau dan desa yang sudah berdiri lama bahkan sebelum kemerdekaan Indonesia pada masa Kerajaan Kutai.

“KBN ini merupakan suatu program TNI AL dan kami juga mengikuti perkembangannya bahwa dari sekian ribu pulau di Indonesia terdapat 4 pulau untuk dijadikan Pilot Project secara nasional. Kabupaten Kutai Timur juga menjadi tujuan program ini dan Pulau Miang menjadi salah satu rencana KBN tersebut. Tujuan dari KBN ini yaitu meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan identik dari masyarakat itu sendiri seperti pulau miang identik dengan mata pencaharian laut maka dari itu lintas sektor dari segi perekonomian, kesehatan, pariwisata, pendidikan kita libatkan. ” ungkap Camat Sangkulirang.

Kadis Kominfo Perstik sekaligus Plt. Bappeda Kutim Ir. Suprihanto, CES, mengungkapkan, “Jika ingin mengembangkan suatu area tentu harus mempunyai strategi, salah satunya yaitu menganalisa kelemahan dan kelebihan baik sisi eksternal maupun internal. Dari sisi eksternal contohnya jika ada perusahaan yang berpotensi merusak lingkungan dan ekosistem keindahan Pulau Miang maka pihak swasta tersebut dihimbau untuk ijin sedini mungkin agar bisa di jauhkan dari objek wisata, dari sisi Internal efisiensi penggunaan anggaran seharusnya di prioritaskan pada kebutuhan dasar seperti air, listrik, dan peningkatan SDM. Sementara untuk telekomunikasi, jika memang diperlukan VSAT, dalam waktu dekat kami akan pasangkan. ” jelas Suprihanto.

Rombongan survei KBN juga meninjau sekolah, sumber minyak bumi, perpustakaan dan puskesmas serta penyerahan alat kesehatan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur. (ADV/(Diskominfo Perstik Kutim)

Loading