SANGATTA – Satu tahun sudah Covid 19 mewabah, termasuk di Kutai Timur (Kutim), nyatanya hal ini membuat banyak perubahan pada aspek kehidupan. Termasuk larangan mengumpulkan masa. Hal ini membuat rutinitas pemkab berkurang, termasuk menghilangkan giat rapat mingguan bertajuk coffee morning.

Rapat rutin setiap pekan itu sengaja dihilangkan, mengingat seluruh pimpinan dinas hingga camat turut menghadiri kegiatan, biasanya bupati, wakil bupati, sekda mau pun asisten memimpin coffee morning. Seluruh permasalahan yang ada di pekerjaan masing-masing dibahas dan dikaji untuk mencari solusi.

Seperti diketahui, cara komunikasi ini sangat efektif untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di kabupaten. Namun, kini menjadi terkendala selama pandemi masih berlangsung.

Wakil Bupati Kutim Kasmidi Bulang mengatakan kegiatan coffee morning akan kembali dilaksanakan. Kendati masa kepemimpinannya dengan Ismunandar telah berlalu, namun budaya itu sangat baik diadopsi bersama Bupati Ardiansyah Sulaiman.

“Rencana kami mau kembangkan lagi coffee morning, karena itu bagian dari cara menyampaikan laporan pada pimpinan,” ungkapnya.

Hanya saja, perlu dilakukan inovasi. Kata Kasmidi, bisa jadi pola rapat akan berubah. Jika biasanya kepala dinas diabsen oleh dirinya dan diwajibkan hadir ke ruang meranti kantor bupati, kini akan dilakukan dengan via zoom meeting.

“Cuma dibuat berbeda, yang boleh hadir terbatas dan sisanya via zoom,” tambahnya.

Selain itu, lanjutnya, selama Covid 19, pihaknya mendapat edaran untuk mengurangi jam kerja di kantor. Mengingat, hal itu memicu pertemuan banyak pihak. Seperti diketahui, ruang kerja bupati dan wakil bupati kerap dibanjiri tamu.

“Kami dapat edaran hanya 70 persen bekerja di kantor, jadi hanya sampai jam 4 sore saja berkantornya, sisanya di rumah,” tutur mantan wakil rakyat ini.

Kendati demikian, menurutnya Covid 19 bukan alasan untuk bermalas-malasan bekerja. Bahkan dalam kondisi jam terbatas pun seluruh pekerjaan harus dirampungkan.

“Kami akan tetap menyelesaikan pekerjaan seperti biasanya, tidak boleh berleha-leha,” tandasnya.

Untuk mengontrol kinerja itu, dirinya akan menggandeng media dengan membuatkan kembali media center. Kata dia, peranan media sangat diperlukan untuk menginformasikan perkembangan dan kerja pemerintah, serta menjadi fungsi kontrol.

“Kami akan fungsikan lagi humas untuk menghidupkan media center. Supaya ada media yang stay, jadi kami bisa menyampaikan kinerja dan berperan menjadi fungsi kontrol,” tutup ia. (ADV/G-S03)

Loading