SANGATTA – Agar para siswa mengetahui bahwa penyakit TBC adalah penyakit menular sehingga semua orang berisiko tertular TBC, Perkumpulan Pemberantasan Tuberkolosis Indonesia (PPTI) Kutai Timur (Kutim) Tirah Satriani bersama kader Pengawas Minum Obat (PMO) Kelurahan Teluk Lingga melakukan Penyuluhan penyakit Tuberkolosis (TBC) di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 (SMANSA) Sangatta Utara, Senin (14/11/2022) di Ruang GOR SMANSA.

Penyuluhan yang diikuti para pelajar ini menghadirkan Harwati Asesor TB dari Dinas Kesehatan Kutim sebagai pemateri. Dalam pemaparannya, Harwati mengatakan TBC ini dapat disembuhkan asalkan berobat secara teratur sampai tuntas minimal 6-8 bulan.

Harwati Asesor TB dari Dinas Kesehatan Kutim.

“Karena lamanya pengobatan, pastinya diperlukan pendampingan maka diperlukan PMO agar pasien patuh berobat sampai sembuh,” ungkapnya.

Harwati menambahkan, sesuai program Eliminasi TBC 2030 maka diperlukan sinergitas semua stakeholder dan lintas sektor terkait sesuai pedoman kesehatan dan pendidikan, maka dilakukan pencegahan yang dimulai dari sekolah-sekolah.

Usai dilakukan penyuluhan itu, Ketua PPTI Kutim Tirah Satriani melakukan dialog interaktif dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait penyebab TBC, gejala-gejalanya, kemudian bagaimana penularan dan pencegahannya serta pertanyaan seputar penyakit TBC lainnya sesuai materi yang telah diberikan. Tentu saja kepada siswa yang berani tampil dan menjawab pertanyaan tersebut diberikan bingkisan atau cinderamata.

Ketua PPTI Kutim Tirah Satriani.

Disela kegiatan, Ketua PPTI Kutim Tirah Satriani mengatakan, tujuan dilakukan sosialisasi tentang penyakit TBC di sekolah agar para siswa mendapatkan informasi terkait penyakit menular ini.

“Kami memberikan penyuluhan dari tingkat bawah sampai ke atas agar Kutim terbebas dari TBC 2023,” ujar istri Wabup Kutim Kasmidi Bulang.

Isteri orang nomor dua di Kutim ini menambahkan, tentu saja hal ini tidak dapat bekerja sendiri, akan tetapi harus berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan dan Dinas terkait lainnya serta stakeholder yang ada di Kutim untuk pencegahan dan penanganan penyakit tuberkulosis yang ada di Kutim.

Dalam program selanjutnya, Tirah Satriani yang juga sebagai Sekretaris di Dinas Pariwisata Kutim ini mengatakan pihaknya (PPTI Kutim) akan terus fokus sosialisasi ke beberapa sekolah dulu, bahkan beberapa waktu sebelum Covid 19 juga telah dilaksanakan sosialisasi atau penyuluhan di tingkat Sekolah Dasar.

“Setelah sosialisasi TBC di tingkat SMA selesai, kami akan menyasar mahasiswa dan kemudian ke masyarakat,” bebernya.

Istadi, guru SMAN 1 Sangatta Utara

Sementara itu salah satu guru SMAN 1 Sangatta Utara Istadi mengucapkan terima kasih karena siswa-siswa di sekolahnya diberikan sosialisasi terkait penyakit TBC.

“Tentunya ini sangat bermanfaat, khususnya kader-kader kesehatan kami di UKS dalam rangka menyebarluaskan dan menyampaikan informasi kepada siswa yang lain dan warga sekitarnya supaya Kutim bisa terbebas dari TBC,” ujarnya. (G-S02)

Loading