G- Smart.id – Sangatta – Menyadari bahwa investasi dalam skala besar, sangat membutuhkan peran perempuan di segala sektor untuk mendukung pembangunan. Hal ini membuat Juwita, wanita pembatik asli Kutim terus berupaya meningkatkan perekonomian daerah dengan karyanya.

Dengan memberdayakan peran ibu-ibu di sekitar rumahnya, warga Desa Kabo Jaya Sangatta Utara ini berhasil membawa batik Kutim hingga ke mancanegara.

Bahkan, untuk menularkan ilmu membatik yang ia mempelajarinya sejak 2010 lalu, wanita berhijab ini memang hobi berbagi ilmu dengan memberikan pelatihan. Sasarannya tidak hanya pada kalangan dewasa saja, namun dia juga menyasar ke sekolah-sekolah dasar, menengah, maupun atas.

“Peranan batik Kutim sudah mulai baik, beda sama dulu, saya mengajar paling yang bertahan hanya satu-dua orang saja,” katanya beberapa waktu lalu.

Batik biasanya lebih dikenal menjadi ciri khas Jawa, membuat dirinya termotivasi untuk memulai mengenalkan batik Kutim kepada masyarakat luas. Dimulai dengan memberi pelatihan dasar, pengenalan membuat pola, cara mencanting, hingga pewarnaan yang benar.

“Pada 2014 saya mulai mengenalkan batik wakaroros ke lingkungan sekitar hingga kancah nasional, semata untuk melestarikan budaya yang ada di Kutim,” tuturnya.

Hal ini, menurutnya tidak hanya mampu mempertahankan budaya yang ada, melainkan dapat mendorong pembangunan daerah dengan sebuah karya. Sebab hasil batik itu banyak diorder oleh masyarakat, hingga ia suplai di toko pusat oleh-oleh Sangatta.

Memberi apresiasi pada Juwita, Sekretaris Daerah Kutai Timur, Irawansyah berupaya akan membantu mendorong anggaran untuk meningkatkan kualitas perempuan. Sebab, menurutnya, hal ini akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi.

“Minimnya anggaran daerah sepertinya saat ini memang tidak dapat menyokong. Insyaallah tahun depan kalau meningkat, nanti kami bantu,” ujarnya.

Berbagai OPD memberi dukungan sebagai upaya pengembangan, salah satunya Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kutim, Aisyah. Baginya, menjadi wanita itu harus mandiri, agar dapat membantu membangun perkembangan daerah. Beragam inovasi harus tercipta, agar pelestarian dapat terealisasi.

“Banyak-banyak ikut pelatihan dan perlombaan supaya bisa berkembang. Mereka juga harus memiliki keunggulan dalam keterampilan. Kami harap pembatik bisa menciptakan produk sesuai dengan kemajuan daerah,” tutupnya. (G-S03)

Loading