Bengalon, G-Smart.id – Memberikan edukasi pencegahan dan penanganan stunting untuk mencegah terjadinya gizi buruk pertumbuhan harus harus dilakukan sedini mungkin karena merubah pola pikir masyarakat tidaklah semudah membalik telapak tangan. Perlu ketekunan dan kesabaran dalam melakukan berbagai upaya dan dengan pelibatan semua pihak.

Menyikapi hal tersebut,maka TP PKK kutim terus melakukan pembinaan dan pembekalan kepada kader kader PKK, salah satunya melalui melalui program Supervisi, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan (SMEP).

Bertempat di Aula Kecamatan Bengalon, Selasa (26/10/2021) TP PKK Kutim melaksanakan SMEP yang diikuti oleh pengurus PKK Kecamatan dari semua desa di bengalon.

Pada kesempatan ini Ketua TP PKK Kutim Ir.Hj. Siti Robiah Ardiasyah memaparkan 10 program pokok PKK , salah satunya  penekanan pada penurunan angka stunting dan kasus TB Paru di Kutim.

“Semua pokja berperan terhadap penurunan Stunting melalui pokok program masing masing,” ujar Siti Robiah.

Senada dengan hal tersebut, Yuliana Kala’Lembang selaku sekretaris Pokja IV TP PKK Kutim yang juga sebagai Kepala Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana yang di lantik sehari sebelumnya (25/10/2021) membenarkan bahwa saat ini BKKBN sedang berfokus pada pembentukan Tim Pendamping Keluarga ( TPK ) guna mengengalikan stunting di seluruh Indonesia.

“TPK yang terdiri dari kader PKK, kader gizi dan bidan inilah yang di harapkan mampu melakukan pendampingan bagi setiap keluarga yang berpotensi atau mempunyai balita stunting,” jelas Yuliana.

Yuliana Kala’Lembang Kepala Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kutim.

Menurutnya penguatan kelompok Dasawisma tak kalah penting dalam mendukung keberhasilan penurunan desa lokus dan bahkan Stunting itu sendiri di Kutai Timur.

“Harapan kita, melalui SMEP PKK ini semakin banyak kader yang mampu melakukan penyuluhan pada masyarakat terkait stunting di semua desa, khususnya di Kecamatan Bengalon dan semua desa di Kutai Timur pada umumnya sehingga keberhasilan program dapat tercapai,” harap Yuliana. (G-S02).

Loading