G-Smart.id -Samarinda – Dikarenakan naskah akademik masih kurang, kerja Pansus Ketahanan Keluarga diperpanjang selama tiga bulan hal ini guna mengumpulkan data pendukung yang akan dijadikan landasan untuk menganalisa arah kebijakan perda
Disampaikan oleh Ketua Pansus Ketahanan Keluarga Ely Hartati Rasyid karena hal itulah maka Pansus Ketahanan Keluarga meminta diperpanjang masa kerjanya. Karena dari naskah akademik yang kami kumpulkan itu masih sedikit masih minimalis jadi perlu memperkaya materinya.
Ditambahkannya untuk rencana kunjungan kerja akan berfokus pada daerah yang sudah memiliki perda ketahanan keluarga, di Indonesia sudah 20 Kabupaten/Kota yang mempunyai Perda Ketahan Keluarga, seperti Jawa barat karena merupakan inisiator perda ketahanan keluarga dan disana juga luar biasa pelaksanaannya.
“Selain jawa barat, Nusa tenggara barat (NTB) juga sudah memiliki perda ketahan keluarga,” ujarnya saat ditemui awak media usai rapat paripurna Selasa (8/7).
Lanjut Eli Hartaty mengatakan dirinya meminta perpanjangan masa kerja pansus selama 3 bulan untuk memperkaya materi juga harus menyamakan dengan kondisi geografis, keragaman dan kultur untuk diadopsi.
“Perda ketahanan keluarga ini manfaatnya bisa membantu ketahanan negara juga. Makanya perlu sesuatu yang ekstra untuk fokus karena menyangkut keluarga kita, didalam keluarga kita diatur dalam Perda ini,” bebernya.
Lebih jauh Politisi PDIP Eli Hartaty Rasyid mengungkapkan, tiga bulan waktu yang diberikan untuk menuntaskan naskah akademik yang masih kurang oleh karena itu harus kerja keras supaya terpenuhi.
“Raperda tersebut nantinya akan memuat nilai keagamaan dan kearifan lokal, landasan legalitas dan keutuhan keluarga untuk menurunkan angka perceraian, ketahanan fisik keluarga untuk mendorong pemenuhan kebutuhan dasar fisik keluarga meliputi sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan, termasuk Ketahanan ekonomi untuk mendorong peningkatan penghasilan kepada keluarga,”ungkapnya Eli Hartaty.
Lebih lanjut Eli Hartaty Rasyid mengatakan. Ketahanan sosial psikologi juga untuk mendorong keluarga dalam memelihara ikatan dan komitmen berkomunikasi secara efektif, pembagian dan penerimaan peran, menetapkan tujuan, mendorong keluarga untuk maju, membangun hubungan sosial dan mengelola masalah keluarga, serta menghasilkan diri, harga diri dan integritas diri yang positif.
“Ketahanan sosial budaya untuk mendorong peningkatan hubungan keluarga terhadap lingkungan sosial sekitarnya dimana keluarga sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari lingkungan komunitas sosial,” Tutupnya. (Adv/G-S05).