SEPANJANG tahun 2024 niscaya disebut tahun politik. Setelah pemilihan legislatif dan presiden, tahun ini bakal ditutup dengan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak pada 27 November 2024. Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menjadi satu dari 508 kabupaten/kota yang akan memilih bupati barunya.

Menjelang ajang akbar itu, nama Kasmidi Bulang merupakan salahsatu dari sederet tokoh yang dipastikan mengikuti pencalonan. Bagi masyarakat Kutim, nama ini tentu tak asing. Pria kelahiran Sangatta, 31 Desember 1976, ini sedang menjabat Wakil Bupati Kutim. Genap mengabdi dua periode, kini ia memantapkan diri maju sebagai calon kandidat bupati.

Di atas kertas, Kasmidi Bulang unggul telak soal rekam jejak dari nama-nama lainnya. Karir politiknya dibangun sejak usia 27 tahun yang saat itu terpilih sebagai anggota DPRD Kutai Timur termuda pada 2004. Raihan suaranya menjadi yang tertinggi dari 25 anggota dewan lainnya. Tahun 2009, ia kembali terpilih dan menjabat sebagai Ketua Komisi B. Di masa ini, ia bahkan dipilih menjadi Ketua DPRD Kutim. Kemampuannya sebagai wakil rakyat makin kukuh saat Kasmidi kembali terpilih tahun 2014 dan menjabat Ketua Komisi C.

Bekal 13 tahun di parlemen itu menarik banyak mata. Dorongan untuk maju dalam pilkada muncul baik dari masyarakat maupun politisi. Tahun 2016 ia dipinang oleh Ismunandar untuk mendampinginya sebagai calon wakil bupati Kutim hingga “ISMU-KB” (sebutan paslon Ismunandar-Kasmidi Bulang) akhirnya terpilih. Belum setahun setelah capaian itu, Kasmidi terpilih sebagai Ketua DPD II Partai Golkar tepatnya pada 28 Januari 2017.

Mendampingi Ismunandar, performa Kasmidi Bulang tampak moncer pada pengalaman pertamanya sebagai wakil bupati saat itu. Baru satu tahun masa jabatannya, Kabupaten Kutim mendapat penghargaan dari Kemenkes RI setelah berhasil mengurangi angka penularan malaria hingga 75 persen. Kutim juga meraih penghargaan sebagai pembentukan Kampung Keluarga Berencana (KB) tercepat se-Kaltim dari BKKBN Pusat.

Peran Kasmidi Bulang pada sektor olahraga dan pembinaan kepemudaan saat itu bahkan diganjar Penghargaan Kabupaten atau Kota Layak Pemuda dari Kemenpora RI. Tercatat ada 17 penghargaan yang dibukukan pada tahun 2018. Sementara itu, total anugerah maupun penghargaan yang diraih Kabupaten Kutim pada 2019 mencapai 26 penghargaan.

Ujian di Pucuk Pimpinan

Di balik prestasinya, pengalaman Kasmidi Bulang sebagai birokrat pada periode ini juga tak kalah sulit. Ia dihadapkan pada masa defisit anggaran daerah selama dua tahun berturut-turut. Salahsatu penyebabnya adalah anjloknya harga batu bara sebagai salahsatu penyokong APBD Kutim dari sektor dana bagi hasil. Usai defisit, muncul pandemi virus corona atau Covid-19 pada 2020 silam.

Ujian belum usai bagi Kasmidi Bulang saat itu. Ismunandar terjaring operasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 2 Juli 2020 sehingga dinon-aktifkan sebagai bupati. Empat hari kemudian, ia ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Kutim dari Kemendagri RI. Menyelesaikan masalah keuangan daerah, hutang pemerintah, gaji dan honor Tenaga Kerja Kontrak Daerah (TK2D) yang tertahan hingga covid-19 menjadi prioritasnya.

“Fokus lainnya yakni tunjangan pegawai, imam masjid, pendeta, honor RT, Doja, ADD dan utang yang harus diselesaikan bakal menjadi prioritas,” tegasnya.

Hal ini ia buktikan dengan kepiawaiannya melobi pemerintah pusat. Bolak balik ibukota Jakarta kala itu dilakoninya demi memastikan tanggungjawab pemerintah daerah terpenuhi. Kemampuan politiknya tak terkikis meski menjabat sebagai birokrat “pemula”.

Matang di Waktu yang Tepat

Pada Pilkada Kutim 2020, pasangan calon bupati-wakil bupati Ardiansyah Sulaiman dan Kasmidi Bulang keluar sebagai pemenang atas dua paslon lainnya. Di balik kemenangan ini, terdapat pertanyaan masyarakat, khususnya para pendukung Kasmidi Bulang. Mengapa tak mencalonkan diri sebagai bupati? Pertanyaan ini wajar mengingat rekam jejak Kasmidi yang mencolok itu dirasa cukup untuk bertarung sebagai 01.

Dalam sebuah wawancara, Kasmidi Bulang tak membantah jika tidak sedikit dukungan agar dia mencalonkan diri sebagai calon Bupati Kutim saat Pilkada Kutim 2020. Namun ia menilai dirinya masih perlu belajar lebih banyak sebelum memegang amanah yang lebih besar. Kendati terseret ambisi politik, Kasmidi memilih sedikit merunduk bagai padi yang berisi. Pilihan ini mendapat apresiasi dari elit partai politik lainnya.

Usai memenuhi tanggungjawabnya sebagai Wabup Kutim dua periode, Kasmidi Bulang teguh maju dalam Pilkada Kutim 2024. Di usianya kini 47 tahun, menyebutnya sebagai pemimpin muda dengan segudang pengalaman jelas tak berlebihan. Mencalonkan diri sebagai bupati Kutim selanjutnya, ia menjelma sebagai politisi muda menjadi pemimpin yang matang di waktu yang tepat. (*)

Penulis: Eilda Dinurfa

Loading