BALI – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) mengikuti kegiatan Forum Smart City 2024 yang dihelat di The Meru Hotel Sanur Bali, pada Senin (24/6/2024) yang dilaksanakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Republik Indonesia (RI).

Dari Kutim, hadir Asisten Administrasi Umum Sudirman Latif, Kadis Kominfo Staper Ronny Bonar H Siburian, Kalak BPPD Idris Syam, Kabag Umum Setkab Kutim Misbachul Choir, hadir juga dari Bapenda, Dinkes, Dispar dan Dinas Koperasi UKM.

Di kegiatan Forum Smart City 2024 ini terdapat 3 agenda utama, yaitu Evaluasi tahap I kota cerdas (smart city) bagi 241 kabupaten/kota. Kemudian business match making, yaitu forum seminar dan presentasi dari berbagai stakeholder serta Pameran/exhibition dari beberapa perusahaan swasta dari bidang teknologi, untuk mendukung implementasi kota cerdas

Di tempat itu, Kadis Kominfo Staper Kutim Ronny Bonar H Siburian, saat ditemui mengatakan kehadiran pihaknya bersama perangkat daerah terkait di kegiatan itu, untuk Elevaluasi implementasi Smart City tahap I bersama Kabupaten/Kota lainnya.

“Saat evaluasi kita akan menyampaikan terkait Infrastruktur Pendukung Smart City di Kutim, seperti Infrastruktur Fisik dan Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) serta Infrastruktur Sosial” ujar Ronny.

Selain itu lanjut Ronny, Pihaknya akan memaparkan terkait Quick Win Kutim, yaitu dimensi Smart Governance berupa Pengembangan Portal Satu Data Kutim, Program pengembangan jaringan informasi geospasial daerah (JIGD), Siap Kawal Layanan Adminduk, Stop Stunting dan Pembuatan Aplikasi Integrasi Sistem Masuk Tunggal / SSO Kutim.

“Untuk Smart Baranding, kita (Kutim) memiliki berbagai budaya, yang salah satunya adalah pesta adat dan budaya Lom plai yang telah masuk dalam Karisma Event Nusantara Tahun 2024,” tuturnya.

Selain itu, lanjut Ronny, obyek lain yang sudah upayakan untuk dibranding seperti Goa Karst Telapak Tangan, Amplang Batu Bara, Batik Wakaroros, Pengelolaan Obyek wisata alam seperti Kawasan Hutan Lindung Wehea, gugusan karst, pantai Sekerat diujung karst dan gugusan terumbu karang. Dan Pemkab Kutim pun sudah menyiapkan spot olahraga bawah laut, seperti snorkeling dan diving. Melalui spot itu, wisatawan akan dimanjakan dengan panorama alam bawah laut yang mengagumkan.

“Serta peternakan lebah kelulut yang dikelola menjadi obyek ekowisata, pengelolaan produk turunan lebah kelulut seperti bee pollen dan Propolis dan obyek wisata Prevab Mentoko yang ada di Kawasan Taman Nasional Kutai” tutur Ronny.

Untuk Smart Economy, sambung Ronny, yaitu penyediaan layanan pembayaran pajak dan retribusi daerah dengan menggunakan aplikasi e-SPTPD, Layanan pembayaran non tunai QRIS dan dompet digital serta Tim percepatan dan perluasan digitalisasi daerah (TP2DD).

“Termasuk Budidaya Pisang kepok Grecek. Salah satu produk unggulan hasil perkebunan yang sudah dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dari Tingkat lokal, regional bahkan sudah di ekspor,” kata ia.

Sementara untuk Smart Living yang diunggulkan berupa layanan kesehatan berupa dua aplikasi yaitu ApoMan (Apoteker Mantau) dan Smart Laboratorium . Ada juga menyiapkan fasilitas ETLE, Penerangan Jalan Umum, ZOSS dan Pembangunan Integrated garden yang terdiri dari 12 Taman yang ada di kawasan perkantoran Bukit Pelangi yang telah dilengakapi fasilitas wifi gratis CCTV pemantau keamanan.

Untuk Smart Society yaitu Layanan Cap Jempol layanan jemput bola warga untuk belajar pada program pendidikan non formal, Penyediaan SKB sanggar kegiatan belajar, Penyediaan aplikasi untuk pendaftaran peserta didik baru secara online, Penerapan system pendidikan inklusif, Penyediaan ULD Unit layanan Disabilitas untuk Pendidikan Pemberian beasiswa yang dikelola melalui aplikasi https://beasiswa.kutaitimurkab.go.id/

“Ada juga pemberikan fasilitas beasiswa BIED (Beasiswa Indonesia Emas Daerah), Program (Recognisi Pembelajaran Lampau) RPL untuk guru dan Penyediaan Pusat Literasi Digital di Kantor Camat untuk memudahkan pelajar dan warga lainnya mendapatkan buku-buku Pelajaran,’ ujar Ronny.

“Termasuk Layanan pusat panggilan darurat Call Centre 112, Omnichannel layanan pengaduan melalui media social yang akan menyeleksi informasi yang akan diteruskan ke SP4N Lapor dan informasi gawat darurat. Alat pemantau level air sungai untuk mengantisipasi bencana banjir serta Penyusunan Dokumen Kajian Resiko Bencana tahun 2024 – 2028,” bebernya.

Terakhir disampaikan, untuk Smart Environment berupa Pemanfaatan magot untuk mengurangi volume sampah, Pembentukan Bank Sampah, Listrik Komunal di Pulau Miang yang menggunakan solar cell, Palm Oil Mill Effluent (POME) dan PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro yang digunakan di desa Tepian Terap yang dijadikan sumber listrik untuk masyarakat yang dikelola oleh BUMDES. (Adv/g-s02)

Loading