SANGATTA- Pengembangan sektor pertanian dalam arti luas masih menjadi pekerjaan rumah yang hingga saat ini belum bisa di atasi secara baik oleh pemerintah daerah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim).

Meskipun sejak awal kabupaten ini berdiri pada tahun 1999 lalu telah mengusung tema besar tentang pengembangan pertanian melalui Agrobisnis dan Agroindustri, namun cita-cita soal kemandirian pangan tampaknya masih belum bisa diwujudkan dalam waktu dekat.

“Contoh kecil, soal bahan makan kita terutama beras yang di hasilkan oleh para petani kita belum bisa mencukupi kebutuhan masyarakat, saya lihat masih banyak produk dari luar daerah yang di konsumsi oleh warga kita,”ujar Anggota DPRD Kutm Yan.

Menurutnya, dari 18 Kecamatan yang ada, hanya ada beberapa wilayah yang baru memiliki lahan untuk persawahan beras, dan itu berdampak terhadap jumlah produksi yang tidak akan mampu memenuhi kebutuhan bahan makanan pokok utama masyarakat tersebut.

“Contoh, untuk daerah kami di sekitaran Muara wahau, Kongbeng dan telen, petani padi hanya da di Miau Baru (Kongbeng) kita sama-sama tahu, lokasi tanam padi cukup luas, tapi juga tidak cukup, dan masih harus mengambil dari luar,” imbuhnya.

Ketua Komisi D Bidang Kesejahteraan Rakyat DPRD Kutim ini berharap, pemerintah melalui instansi teknisnya terus melakukan berbagai tErobosan yang lebih kongkret terkait persoalan tersebut.

“Kalau kita pernah ke Kabupaten Pinrang (Sulawesi Selatan), disana sawahnya luar biasa, kayaknya memang pemerintah harus belajar kesana,” pinta Yan. (ADV/GS-08)

Loading