Sangatta, G-Smart.id – Dalam upaya mengembangkan wilayahnya, Kepala Desa Tepian Langsat, Zeky Hamzah saat ini tengah berproses dalam menyiapkan desa wisata. Dalam hal ini, pihaknya langsung menggandeng mentor yang memprakarsai wisata Desa Ponggok (Klaten-Jawa Tengah).
Kemajuan desa di Jateng tersebut ternyata menjadi salah satu motivasi bagi Zeky untuk membuat kampungnya yang cukup terpelosok di Kutim supaya bisa lebih maju. Pasalnya, menurut ayah dua anak itu, Tepian Langsat memiliki banyak kekayaan alam, hingga sayang jika dibiarkan begitu saja tanpa pengelolaan yang tepat.
Lebih lanjut, ia menyebut di desanya akan dilakukan pengembangan pada Danau bernama Danau Padang, ada juga pengembangan wisata susur sungai, selain itu ada juga lokasi wisata edukasi, tempat kuliner, lokasi camping ground, tracking spot, pembuatan ruang terbuka hijau (RTH) serta pengelolaan sejumlah gua yang berada di desa itu.
“Kami akan membuat wisata Danau Padang, saat ini lagi berprosres, di sana juga akan dibangun taman, mini kabah, home stay, bahkan rooftop. Kami butuh Rp 5 miliar pembiayan untuk mengelola 64,5 hektare,” ujarnya.
Sejauh ini, timnya pun telah menyusun berkas untuk diserahkan pada DPRD kabupaten, provinsi serta DPR RI, termasuk pihak lain yang terkait dan akan disetor pada akhir 2021 ini.
“Mungkin akhir tahun ini kami akan menyerahkan berkas desa ke instansi terkait. Kami juga sudah membuat lembaga pengelola hutan desa (LPHD) seluas 25 ribu hektare untuk jadi hutan desa supaya dapat dikelola. Bahkan kami sudah menyiapkan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) dengan melibatkan pemuda,” tandasnya.
Koordinator dan Pendamping Desa, Subantardja menjelaskan proses persiapan desa wisata ini masih berjalan. Ia bersama tiga orang lainnya berasal dari Klaten untuk membantu Tepian Langsat supaya berhasil membenahi wilayah menjadi lebih maju.
“Ini proses perencanaan yang kami awali diengan pengembangan desa, salah satunya membentuk Pokdarwis.
Selain itu, proses SK desa akan diajukan terlebih dahulu ke dinas di kabupaten. Sembari membangun kawasan wisatanya,” terang ia.
Dia berharap agar semua potensi yang digali dapat berlanjut hingga jangka panjang, termasuk wisata gua yang belum terekspos di masyarakat. Supaya terlebih dahulu dapat dikelola oleh pihak desa.
“Harapannya bisa menjadi keberlanjutan hingga tahun berikutnya. Saat ini kami masih memikirkan hal yang perlu difasilitasi, seperti jalan yang menjadi urusan desa. Tapi ini kami support untuk segera ditangani,” beber ia.
Dia juga menilai keunikan pangan khas Kutai bisa dikembangkan menjadi wisata kuliner yang notabenenya jarang ada di zaman sekarang. Hingga kini, timnya mengaku telah menggelar lomba masak untuk menentukan menu makanan yang akan dijual dan menjadi makanan oleh-oleh khas di rooftop kuliner Danau Padang kelak.
“Tepian Langsat Food Traditional sudah digelar, beberapa menu sudah dipilih untuk jadi wisata kuliner dan menu andalannya. Makanan zaman dulu ini akan dijual di resto rooftop nantinya, karena sekarang sudah susah cari makanan khas daerah,” pungkasnya. (G-S03)