SANGATTA- Beberapa waktu lalu Kabupaten Kutai Timur (Kutim) tepatnya kota Sangatta di landa bencana banjir besar yang mengakibatkan lumpuhnya seluruh aktifitas masyarakat yang berlangsung kurang lebih satu minggu tepatnya Maret 2022 lalu.

Banjir besar yang baru pertama kali terjadi semenjak Kabupaten ini berdiri menimbulkan dampak yang cukup luar biasa. Terutama bagi warga yang bermukim di sepanjang Sungai Sangatta. Dimana rumah yang selama ini menjadi tempat bernaung dari panas dan hujan rusak akibat adanya banjir tersebut.

Selain mengeluarkan status tanggap darurat, Pemerintah Daerah saat itu juga berupaya membantu korban banjir dengan mengeluarkan kebijakan yakni perbaikan rumah bagi warga terdampak. Melalui instansi teknisnya Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim). Pemkab Kutim mengalokasikan anggaran sebesar Rp 2 Milyar yang di peruntukan bagi rumah warga yang rusak akibat banjir.

“Kita sudah siapkan anggaran Rp 2 milyar melalui APBD 2023 untuk perbaikan rumah yang rusak akibat banjir tahun 2022,” ujar Kepala Dinas Perkim Ahmad Iif Makruf seperti di Kutim dari laman Prokutaitimurkab.go.id

Namun pada kenyataanya kebijakan yang sudah di janjikan oleh pemerintah daerah tersebut hingga saat ini belum bisa di rasakan oleh masyarakat terutama warga terdampak banjir. Mendengar hal itu, Anggota DPRD Kutim Ramadhani kaget dan mengaku baru mendengar adanya informasi yang menyebutkan program tersebut belum terrealisasi.

“Saya baru dengar, ini nanti saya sampaikan, kebetulan ada rapat Banggar (Badan Anggaran), karena ada Aspirasi saya yang masuk juga hangus, tapi karena memang waktu yang mepet dan alokasi anggaran yang nggak masuk. Ternyata dongkrak rumah biayanya cukup besar,” ujarnya.

Selain itu, Anggota Komisi D Bidang Kesejahteraan Rakyat DPRD Kutim ini, mengaku akan memperjuangkan agar perbaikan rumah (rehab) terutama bagi warga terdampak banjir agar bisa segera di realisasikan oleh pemerintah daerah.

“Memang Pemerintah sempat membahas beberapa hal terkai itu, tapi karena terkendala adanya aturan dan waktu yang mepet. Dan di tahun ini saya kan buka itu. Dan target saya murni (2025) atau perubahan ini (2024) bisa terrealisasi” pungkasnya. (Adv/g-s08)

Loading