SANGATTA – Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Timut (Kutim) menegaskan jika era digital ekraf sudah tidak asing lagi dijalankan dan dengan konsep kreatif digital tidak saja memudahkan namun dapat bermain kreativitas.

“Untuk itu diperlukan kecakapan dalam mengoperasionalkan konten digital yang menarik dan kreatif serta mendidik (edukasi) memberikan perdamaian, produktivitas dan meningkatkan produk UMKM sehingga memberikan nilai manfaat untuk masyarakat,” jelas Nurullah pada kegiatan Bimbingan Teknologi (Bimtek) Go Digital untuk para pelaku usaha ekonomi kreatif (ekraf) di Kabupaten Kutim, yang diinisiasi Direktorat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ekonomi Kreatif Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf RI bekerja sama dengan Komisi X DPR RI yang membidangi pariwisata, yang dipusatkan di area Pelangi Room Hotel Royal Victoria, Selasa (9/5/2023).

Lebih lanjut Nurullah menambahkan, bahwa literasi digital merupakan kerja besar pemerintah.

“Kami pun dari Dispar Kutim perlu bersinergi dengan seluruh pemangku kebijakan dalam mengembangkan bagaimana masyarakat ataupun pelaku UMKM melek digital dan makin cakap memanfaatkan digital hasilnya dapat meningkatkan sumber daya manusia pariwisata dalam membangun Kutim sebagai tujuan wisata,” ucap Nurullah.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menegaskan jika kegiatan ini pihaknya berkolaborasi dengan Kemenparekraf untuk lebih merangsang pelaku usaha di Kutim melek digital hasilnya dapat menunjang produksi produk lebih maksimal.

“Go digitalisasi ini menjadi upaya kita menggunakan teknologi dalam semua proses khususnya meningkatkan efesiensi serta bagaimana meningkatkan pengalaman penjualan karena digital ini sifatnya krusial mau tidak mau kita harus menguasainya,” tegasnya saat memberikan sambutan.

Hetifah menambahkan, jika pengguna internet di Indonesia dibilang sangat tinggi di dunia. Dari data yang diterima Komisi X dari Kemenparekraf jumlah pengguna smartphone saja jauh lebih banyak daripada jumlah penduduknya karena ada individu masyarakat yang mempunyai smartphone lebih dari dua.

“Dalam sehari pengguna internet selama sehari sampai 8 jam 46 menit, sementara untuk penggunaan medsos saja bisa menghabiskan waktu 3 jam 17 menit. Jadi betapa petingnya kita bergantung sama internet untuk menunjang aktivitas go digital produk,” jelasnya.

Untuk itu, pariwisata dan ekraf dikembangkan bukan untuk hiburan, melainkan bagaimana masyarakat yang memiliki uang tetap harus memberikan kontribusi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dengan menggunakan ekonomi digital sebagai pelaku usaha.

“Sudah arahnya ke sini mau tidak mau dan kita tidak bisa mengabaikan. Mulai remaja dan ibu-ibu kini sudah belanja online, nah untuk itu kita juga bisa menciptakan produk terbaik jika menguasai digital. Untuk diketahui, potensi digital di Kaltim ini sudah termasuk terbaik dilihat dari rasio kepemilikan gadget hingga perangkat digital lainnya,” ujarnya.

Senada, Direktur Pengembangan SDM dan Ekraf Kemenparekraf RI Alexander Reyaan melaporkan menilik dari data hasil survei Kemenparekraf pada mudik dan libur Lebaran terjadi perputaran uang dari sektor pariwisata dan ekraf dimana dalam satu minggu mencapai transaksi sebesar Rp 335 triliun. Berdasarkan rinciannya pada pengeluaran Lebaran per orang mengeluarkan uang Rp 2,7 juta padahal target Kemenparekraf hanya Rp 1,9 juta, jadi melebihi target.

“Dari Rp 335 triliun itu terbagi atas jasa transportasi dengan persentase 23,4 persen, penginapan 22 persen, makan dan minum 20 persen serta sub sektor ekraf seperti fashion 14 persen,” urainya.

Ia pun menambahkan dalam kegiatan hari ini, bagaimana Kemenparekraf memberikan pencerahan kepada pelaku UKM dan membangkitkan usahanya dengan ekonomi digital pasalnya dewasa ini teknologi terus berkembang.

“Kini eranya berpindah dari konvensional ke digital, untuk itu perlu memanfaatkan platform digital. Data kami saja memiliki dari 60 persen sangat berperan penting dalam penjualan dari produk pariwisata dan ekraf terutama dalam penyajian dari konten kreatif sangat berpengaruh ditambah berdasarkan data yang dikumpulkan Kemenparekraf ada 43 persen pelaku UMKM melakukan digitalisasi terutama di era pandemi lalu,” tegasnya.

Alexander menambahkan ada tiga hal yang akan ditekankan dalam kegiatan hari ini yakni bagaimana peserta pelaku UKM di Kutim mendapatkan Upskilling (kompetensi), Reskling (penguatan kompetensi) dan News Skiling (penambahan kompetensi baru).

“Nah, untuk hari ini kita fokus pada Upskiling. Jadi ini bukti komitmen Kemanparekraf dalam meningkatkan peran pelaku ekraf dalam menunjang SDM ekraf. Kami harapkan hari ini pelaku ekraf di Kutim dapat mengoptimalkan konten digital,” harapnya. (ADV/G-S04)

Loading