G-Smart.id-Samarinda – Kembali melonjaknya wabah Covid-19 di pertengahan tahun 2021 ini, membuat banyak pihak khawatir. Karena di tengah upaya pemulihan ekonomi dan kehidupan sosial yang terjadi, kembali meningginya wabah tersebut tentunya menjadi kekhawatiran tersendiri.

Terlebih, dengan munculnya varian baru dari wabah itu yang diketahui bahkan sudah mulai banyak menyasar banyak remaja hingga usia anak-anak. Kondisi itu pun memunculkan rencana dari pemerintah pusat untuk ikut melaksanakan program vaksinasi kepada anak, terutama anak usia 12-17 tahun.

Langkah yang diambil pemerintah pusat itu, ternyata turut diresposn Ketua Komisi IV DPRD Kaltim Rusman Yaqub. Menurut politisi Fraksi PPP itu, kebijakan yang diambil pemerintah pusat tersebut adalah langkah yang sangat baik. Untuk itu, dia pun memberikan dukungannya terhadap pemberian vaksinasi kepada anak hingga remaja, dari usia 12-17 tahun tersebut.

“Mengingat adanya varian baru dari wabah Covid-19 yang mulai menyebar di antara anak-anak, saya kira kebijakan untuk melaksanakan vaksinasi kepada anak 12-17 tahun sangat bagus. Sepanjang itu memang untuk menyelamatkan generasi bangsa dari wabah Covid-19, saya kira kebijakan itu patut kita dukung,” kata Rusman saat dijumpai belum lama ini.

Politikus kawakan asal Kaltim ini berujar, bahwa keberadaan pandemi Covid-19 yang tidak kunjung mereda hingga dengan saat ini, berada di luar ekspektasi semua orang. Baik dari masyarakat hingga pemerintah tidak menyangka jika bakal berkepanjangan seperti sekarang. Terlebih, Covid-19 yang familiar di antara masyarakat kini bermutasi dengan cepat menjadi varian baru.

“Maka dari itu, mau tidak mau pemerintah harus mengambil tindakan, dikarenakan wabah yang mulai menyasar anak-anak. Dan soal vaksinasi anak-anak, secara pribadi maupun kelembagaan, saya kira sepanjang itu demi keselamatan publik dan generasi, menurut saya tidak masalah jika dilakukan. Namun dengan catatan, jangan sampai vaksinasi ini memberikan efek samping kepada anak-anak,” paparnya.

Mengapa Rusman mendorong vaksinasi kepada anak 12-17 tahun, karena dia cukup menyadari bahwa aktivitas anak dalam mendapatkan pengalaman dan keilmuan, terutama dari sisi interaksi, kini benar-benar sangat terbatas. Jika vaksinasi itu berjalan baik dan lancar, maka rencana pembukaan pembelajaran tatap muka sekolah dapat diwujudkan segera. (ADV/G-S06)

Loading