SANGATTA – Pemerintah saat ini sedang mengembangkan Pendidikan inklusi, sehingga diharapkan semua anak bisa bersekolah, termasuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) mengingat sekolah untuk anak tersebut sangat terbatas jumlahnya di banding jumlah ABK.
Untuk mengakomodir keberagaman anak-anak dalam mendapatkan Pendidikan dan sejalan dengan konvensi hak anak, SMP 3 Sangatta Utara sudah menerima anak didik yang berkebutuhan khusus sebanyak dua orang.
“Di sekolah kami sudah ada dua orang yang berkebutuhan khusus di kelas 9, namun bukan yang kondisinya parah, hanya cacat mental saja,” ucap Kepala SMP 3 Sangatta Utara, Daud Boro Patoding kepada media ini di Hotel Kutai Permai, Sangatta Selatan, Jumat (11/11/2022).
Meskipun jumlah tenaga pendidik yang mendampingi anak berkebutuhan khusus masih terbatas, SMP 3 Sangatta Utara sudah menjalankan program inklusi hal ini bisa diliat dengan sudah adanya ABK di sekolah ini.
“Sudah berjalan guru-gurunya walaupun belum maksimal karena juga siswa inklusi kami tidak yang kondisinya parah begitu,” bebernya.
Program sekolah inklusi sebenarnya sudah seharsunya dijalankan. Pasalnya, seluruh anak-anak warga negara Indonesia (WNI) berhak mendapat pendidikan yang layak tanpa terkecuali.
Oleh karena keterbatasan sekolah luar biasa (SLB), Dinas Pendidikan (Disdik) Kutim sedang merancang sedemikian rupa agar seluruh satuan pendidikan dapat menerima anak didik yang berkebutuhan khusus, tujuannya agar ABK dapat menikmati pendidikan dan tidak menemui hambatan ketika ingin bersekolah. (ADV/G-S09)