SANGATTA- Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan Kabupaten Kutai Timur (DTPHP Kutim) tengah gencar memberikan edukasi kepada masyarakat untuk merubah pola pengembangbiakan hewan ternak khusunya sapi yang sebelumnya menggunakan pola lepas liar (ekstensif) menjadi pola dikandangkan (Intensif).

Sebagai daya dukungnya, selain akan memberikan bantuan pakan berupa bibit rumput berjenis Gama omami dan Pakchong kepada para peternak, DTPHP Kutim juga akan memberikan pelatihan pembuatan pakan ternak yang diawetkan (silase) yang bisa digunakan sebagai cadangan pakan ternak.

“Jadi misalnya suaminya sakit, anak atau istrinya bisa membantu memberi makan, termasuk saat memasuki bulan Ramadhan, atau musim penghujan, para peternak tetap memiliki cadangan pakan,” ujar Kepala DTPHP Kutim melalui Kepala Bidang Peternakan Antonius Kurniawan Dewanto.

Silase sendiri, sambung Antonius merupakan hijauan makanan ternak yang diawetkan dengan menggunakan teknik fermentasi. Awetan segar hijauan pakan itu dihasilkan setelah rumput mengalami proses insilase (fermentasi) yang dibantu oleh bakteri asam laktat dalam suasana asam dan anaerob. Silase merupakan makanan ternak yang memiliki kadar air tinggi, diolah melalui proses fermentasi dengan bantuan jasad renik. Proses tersebut dilakukan dalam kondisi anaerob atau tanpa oksigen, baik dengan penambahan atau tanpa penambahan pengawet.

“Meskipun begitu, Silase tida memperngaruhi kualitas maupun kandungan yang terdapat pakan ternak, “imbuhnya.

Selain itu, proses pembuatan silase juga tidak memerlukan pengeringan, sehingga dapat meminimalkan kerusakan zat makanan atau nutrisi akibat pemanasan. Silase juga mengandung sejumlah asam organikyang berfungsi menjaga keseimbangan populasi mikroorganisme pada rumen (perut) sapi. (adv/g-s08)

Loading