SANGATTA- Perhatian pemerintah daerah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) terhadap kemajuan dunia Pendidikan, tidak hanya di fokuskan kepada sektor formal semata, namun juga sudah menyasar ke sektor pendidikan non formal.

Hal itu bisa terlihat dari upaya yang di lakukan oleh dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutim selaku leading sektor bidang Pendidikan di daerah, dengan memberikan berbagai pelatihan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dalam mendukung pelayanan Pendidikan kepada masyarakat.

Seperti yang baru saja di lakukan oleh Bidang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Non Formal (PNF) yang menggelar Bimbingan teknis Peningkatan Kapasitas Pengelola Bantuan Operasioanl satuan Pendidikan (BOSP) Daerah Kesetaraan bagi para operator PNF, yang di buka oleh Kepala Disdikbud Kutim, Mulyono, di Agra restoran, Sangatta Utara, Senin (27/05/2024).

Kadisdik Mulyono dalam sambutanya mengatakan, jalur pendidikan PNF merupakan salah satu metode belajar yang juga di akui dan menjadi bagain dari program yang di ambil oleh pemerintah, sebagai bagian dari upaya pelayanan Pendidikan kepada masyarakat, terutama bagi mereka yang belum bisa menikmati layanan pendidikan formal.

“Dan Alhamdulillah pemerintah daerah juga memberikan support dan perhatian yang luar biasa terhadap program Pendidikan kesetaraan ini, salah satunya melalui BOSP, dan mudah-mudahan tahun ini, nilainya bertambah ya,” ujarnya di hadapan Plt kepala Bidang PAUD dan PNF Heri Purwanto serta undangan lainya.

Pria yang pernah menjabat Camat Rantau Pulung selama 6 tahun ini, berharap program penyetraan pendidikan ini, jumlah peserta didiknya semakin menurun setiap tahunnya. Sebab, apabila terus meningkat, program dan kegiatan yang di canangkan oleh pemerintah daerah selama ini tidak mampu mengatasai persoalan Pendidikan. Salah satunya mengenai anak putus sekolah.

“Pendidikan di katakana maju apabila umlah peserta uji kesetaraan berkurang, tapi jumlah peserta bimtek, kursus dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia meningkat, nah ini yang bener, ini menjadi harapan besar saya,” bebernya.

Meskipun tidak di pungkiri, jumlah anak putus sekolah di Kabupaten yang memiliki luas kurang lebih 35 kilometer persegi ini juga masih ada, dan salah satu penyumbang anak putus sekolah tidak hanya warga Kutim, namun juga, masyarakat dari luar daerah yang datang ke Kutim.

“Harapan kita, apapun bentuknya, berapapun jumlahnya, tetap akan kita perhatikan dan kita layani,” pungkasnya.

Sementara itu Plt Kepala Bidang PAUD dan PNF Heri Purwanto, mengatakan, Bimtek yang akan berlangsung efektif selama satu hari penuh ini, di ikuti 19 operator baik itu Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) maupun Sanggar kegiatan Belajar (SKB) yang berasal dari seluruh Kecamatan yang ada di Kutim. (Adv/g-s08)

Loading