G-Smart.id – SANGATTA – Di Kalimantan Timur (Kaltim) belum seluruhnya menerapkan PPKM. Diketahui hanya Balikpapan, Kukar dan Bontang saja. Padahal semestinya kegiatan pembatasan itu juga diterapkan di Kutai Timur (Kutim), mengingat angka Covid 19 di kabupaten ini terus meningkat.

Bahkan dalam pekan ini kenaikan angka terkonfirmasi kerap di atas 90 orang per hari. Protokol disiplin kesehatan sering diabaikan, hal ini menjadi pemicu kenaikan secara signifikan.

Dandim 0909/Sgt, Letkol Czi Pabate menyampaikan PPKM baik jika diterapkan. Di mana masyarakat masih diperkenankan untuk berkegiatan dengan batasan yang lebih ketat.

“Setiap hari kami laksanakan pendisiplinan protokol kesehatan, cuma kali ini bersifat penekanan ulang dan gencar akan kami laksanakan selama sebulan,” ungkapnya pada Minggu (31/1).

Dia menyadari, meski beragam upaya telah dilakukan. Namun angka wabah malah meningkat. Artinya, lanjut Pabate sejumlah hal harus dievaluasi untuk menelisik letak kesalahan supaya dapat diperbaiki.

“Kita tidak tahu kenapa sudah melalukan upaya tapi malah naik terus. Mungkin dari beberapa segi kita mengalami kesalahan dan harus duduk bareng untuk mengevaluasi serta cari solusi,” tandasnya.

Ia merasa pembatasan kegiatan masyarakat merupakan salah satu alternatif untuk mengetatkan kembali protkes yang mulai kendur. Ia menyadari, masyarakat kian abai.

“Kita semua bisa lihat, di tempat tongkrongan masih ramai orang berkerumun tanpa masker dan tidak jaga jarak, ini menjadi pemicu dan harus diketatkan lagi dengan aturan,” harapnya.

Sebagai upaya lain, sebelum PPKM diberlakukan di Kutim, pihaknya melakukan beragam upaya preventif. Selain dengan membentuk tim patroli gabungan bersama kepolisian, BPBD, Satpol PP dan elemen lain dia juga berupaya untuk sidak dan membagikan masker di ruas jalan penjuru kecamatan.

“Kita tidak boleh menyerah, kita harus bisa meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya 3 M. Serta mengingatkan mereka bahwa menjaga imun agar selalu bahagia itu penting,” bebernya.

Upaya lain juga dilakukan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kutim Bahrani Hasanal. Dirinya mengkampanyekan supaya masyarakat mau melaksanakan vaksinasi. Terlebih, hal itu dianggap salah satu langkah konkret yang digalakan pemerintah.

Seperti diketahui, Kutim mendapat jatah 6.160 dosis vaksin Sinovac yang akan digunakan untuk dua tahap penyuntikan. “Vaksin ini akan dipakai tahap pertama untuk 3.080 orang. Sisanya dipakai lagi untuk tahap kedua,” terang dia.

Di kabupaten ini, vaksin yang tersedia terlebih dahulu digunakan untuk tenaga medis. Setelah selanjutnya akan menyasar pada warga. (G-S03)

Loading