SAMARINDA – Kesadaran masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim) untuk menggunakan hak pilihnya dalam Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) masih menjadi tantangan. Ketua DPRD Kaltim, Hasanuddin Mas’ud, mengungkapkan bahwa partisipasi masyarakat pada Pilgub Kaltim 2018 hanya mencapai 61 persen, jauh di bawah target 77,5 persen. Pernyataan ini disampaikan saat rapat koordinasi Forkopimda se-Kaltim di Ballroom Hotel Novotel Balikpapan, Rabu (13/11).
Menurut Hasanuddin, meskipun partisipasi pada Pilpres 2019 meningkat menjadi 79,82 persen, angka ini masih di bawah rata-rata nasional sebesar 81,48 persen. “Untuk Pilkada Kaltim 2024, dengan jumlah DPT 2.778.644, kita berharap partisipasi masyarakat dapat mencapai 77-80 persen,” ujarnya.
Hasanuddin menekankan pentingnya pendidikan politik untuk meningkatkan partisipasi, terutama di kalangan pemilih baru. Sosialisasi di sekolah-sekolah dan komunitas dinilai efektif dalam memberikan pemahaman tentang hak dan kewajiban sebagai pemilih. “Menyediakan informasi yang mudah diakses mengenai prosedur pemilu, cara mengecek status pemilih, dan profil calon adalah langkah penting untuk mengurangi kebingungan, terutama di kalangan pemilih pemula,” jelasnya.
Ia juga mengusulkan penggunaan media sosial sebagai platform utama untuk menyebarkan informasi tentang pemilu, termasuk melalui konten kreatif seperti kuis, diskusi panel, atau kompetisi. Menurutnya, langkah ini dapat menarik minat generasi muda terhadap isu-isu politik.
Hasanuddin mengajak semua pihak, termasuk tokoh masyarakat, pemuda, dan agama, untuk berkolaborasi meningkatkan partisipasi pemilih. “Kesuksesan Pilkada dan kualitas pilihan rakyat sangat ditentukan oleh partisipasi pemilih. DPRD Kaltim mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menyukseskan Pilkada Serentak 2024,” tutupnya. (ADV/GS-M)