SANGATTA- Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menjadi salah satu daerah yang menerima dana penurunan gas emisi dari bank dunia melalui program REDD+ dan Forest Carbon Partnership Facility Carbon Fund (FCPF-CF) yang diinisiasi sejak 13 tahun lalu oleh pemerintah dibawah kepemimpinan Awang Faroek Ishkak lalu, namun baru terealisasi pada tahun 2022 lalu.

Tidak tanggung-tanggung, Kaltim menerima dana dari Bank dunia sebesar US$ 20,9 juta atau sekitar Rp 313 miliar dan disalurkan dengan skema pendanaan Rp 110 miliar melalui skema APBD dan Rp 150 miliar akan disalurkan kepada 441 desa melalui Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH).

Dikutip dari laman Kementrian Lingkungan Hidup, Peruntukkan dana tersebut ditujukan untuk responsibility cost (25%) meliputi operasionalisasi pelaksanaan program FCPF dan insentif untuk pihak-pihak yang berkontribusi pada pengurangan emisi lingkup provinsi Kaltim, selanjutnya performance cost (65%) sebagai pembiayaan atas kinerja pengurangan emisi dan yang terakhir rewards (10%) yang akan diberikan ke desa-desa dan masyarakat hukum adat yang mempunyai komitmen untuk tetap menjaga tutupan hutan di Provinsi Kaltim.

Menanggapai hal tersebut, Anggota DPRD Kutim Siang Geah menyebut, hingga saat ini program tersebut belum bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, terutama bagi warga yang berada di sekitar kawasan hutan yang secara turun temurun konsisten menjaga kelestarian lingkungan, salah satunya yang berada di kawasan hutan lindung Wehea yang ada di Kecamatan Muara Wahau.

“Informasi yang saya terima, akan ada dana untuk rehabilitasi kawasan DAS, sampai sekarang belum ada kabarnya,apakah sudah ada realisasinya,” ucap Siang Geah.

Menurutnya, Dana karbon yang diberikan oleh Bank Dunia menjadi salah satu apresiasi yang diberikan oleh dunia kepada pemerintah Indonesia yang berkomitmen dalam pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan. Namun dirinya juga mengingatkan, agar adanya konpensasi yang diberikan tidak dijadikan alasan utama dalam upaya menyelamatkan dan menjaga kelestarian lingkungan.

“Saya harap seluruh komponen berkomitmen untuk terus menjaga kelestarian lingkungan ini, demi untuk generasi penerus kta selanjutnya,” pungaksnya. (ADV/GS-08)

Loading