G-Smart.id – Sangatta – Dampak dari wabah Covid 19 ternyata sangat menggoyang kondisi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kutim. Sekira 6031 usaha kecil menjadi babak belur. Terutama pada sektor usaha kuliner. Sejumlah upaya dilakukan oleh pemerintah untuk memulihkan kondisi ini.
Sebagian besar di antaranya mengalami kerugian karena merosotnya omzet, sebagian lain kehabisan modal, bahkan tak jarang ada yang menutup usahanya.
Kepala UKM dan Koperasi Kutim, Muhammad Husaini mengatakan hasil penelitiannya di lapangan hampir semua sektor sangat terdampak dari wabah corona. Hanya saja untuk di kabupaten ini angka tersebut tergolong sangat tinggi.
“Data yang kami punya sampai 6000an lebih UKM yang terdampak,” katanya saat diwawancarai.
Pelaku usaha sangat penting untuk dibangkitkan. Bahkan sejumlah upaya akan digalakkan untuk memberi bantuan dan stimulan. Juga beberapa usulan sudah disampaikan ke provinsi dan pemerintah daerah semata untuk kembali menumbuhkan perekonomian daerah.
“Alhamdulillah untuk UMKM kita dapat bantuan kemarin, banpres Rp 2,4 juta untuk masing-masing pelaku usaha,” ungkapnya.
Alternatif lain, menurut dia, modal pinjaman nol persen merupakan harapan yang dapat diberikan oleh pemerintah pada pelaku usaha menengah ke bawah. Pasalnya, hal itu dirasa sangat efektif untuk memberi bantuan.
“Kami harap bisa memberi bantuan perkuatan modal nol persen, supaya beda dari yang lain. Juga bisa dinikmati dan meringankan mereka. Nanti akan kami bahas,” harap Husaini.
Sebelumnya, Sekda Kutim Irawansyah mengaku tidak tinggal diam. Kata dia pemerintah tengah mengkaji dan menyiapkan anggaran. Segala persiapan dilakukan oleh Pemkab dalam menyambut pemulihan ekonomi. Tidak tanggung-tanggung, anggaran sebesar Rp 20 miliar akan digelontorkan untuk pemulihan ekonomi itu.
Irawan (sapaan karibnya) menyampaikan kebutuhan sudah dianggarkan melalui rapat gugus tugas. Bahkan melibatkan dinas terkait untuk melakukan pendataan terlebih dahulu.
“Kita harus mulai bergerak kasihan pedagang, meskipun kemampuan pemerintah terbatas,” tuturnya.
Adapun upaya pemulihan ekonomi tersebut meliputi kebutuhan dasar pelaku usaha kecil dan menengah. Terlebih bagi mereka yang pendapatannya menurun karena terdampak karena wabah pandemi, seperti penjual pentol, bakso, maupun pedagang keliling lain.
“Bantuan pemulihan ekonomi biasanya sekali saja, nanti entah bantuan modal atau pengurangan bunga kredit. Anggaran ini diperuntukan bagi pedagang kaki lima atau usaha kecil menengah (UKM),” jelasnya. (G-S03)