G-Smart.id – Sangatta – Sisa produk konsumsi masyarakat Sangatta sepertinya tidak pernah habis. Hal itu nampak dari sampah yang tertampung di tempat pembuangan sampah (TPS) di Kanal 3 Sangatta Utara mulai kelebihan kapasitas.
Masalah sampah ini dikeluhkan oleh Ketua RT 65 Sangatta Utara, Ilham mengeluhkan bau tidak sedap yang mengganggu warganya. Padahal meskipun tempat pembuangan tersebut berlokasi bersebrangan dengan lingkungan pemukimannya, namun suasana tidak nyaman tersebut sangat mengganggu masyarakat sekitar.
“Sebenarnya lokasi tempat sampah ini bukan di dalam RT kami, tapi kami yang menetap di sekitarnya merasa sangat terganggu. Baik dari bau atau limbah airnya,” terang dia saat diwawancarai pada Minggu (15/11).
Ilham berharap pemerintah dapat proaktif untuk memerhatikan kebersihan dan kesehatan masyarakat. Dia mengaku tidak keberatan dengan adanya tempat pembuangan sementara tersebut, hanya saja kata dia hal itu mesti sesuai dengan peruntukkannya.
“Kami tidak keberatan adanya TPS di situ, hanya saja seharusnya sampah itu diangkut dalam dua atau tiga hari, jangan sampai berbulan-bulan dan dibiarkan seperti ini,” tambahnya.
Terpisah, hal lain diungkapkan oleh penjaga TPS, Adi mengaku dirinya kerap kewalahan jika setiap hari mobil bak sampah atau motor roda tiga membuang sampah di lokasi ini dengan jumlah banyak.
Seperti diketahui, lokasi ini memiliki kotak penampung sampah yang memiliki luasan 10 meter, dengan ketinggian hampir satu meter. Hanya saja tempat yang terbuat dari semen itu tidak muat jika harus menampung sampah sehari-hari.
Bahkan kondisi saat ini, sampah sudah membludak hingga 500 meter ke depan. Jika dilihat, seperti lautan sampah dengan bau yang menyengat.
Sampah ini seharusnya bisa diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) Batota Jalan Poros Bengalon, hanya saja diketahui tempat itu pun sudah menampung sampah dengan jumlah terbanyak.
“Setiap hari mobil besar yang masuk bisa sampai enam, kalau motor roda tiga bisa 40 sehari. Itu sudah yang buat makin banyak,” ujarnya.
Terlebih, saat memasuki hari libur, volume sampah semakin meningkat. Bahkan kendaraan pengangkut itu jumlahnya bisa melonjak dua kali lipat. Jika tidak diawasi, maka pengangkut sampah yang berasal dari Sangatta Utara itu akan membuat sampah semakin menumpuk.
Hal lain diungkapkan oleh salah satu petugas pengangkut sampah yang enggan disebut namanya. Ia meminta agar perhatian pemerintah lebih meningkat. Apalagi perihal gaji petugas kebersihan. Mengingat, kata dia, pekerjaan yang digelutinya itu cukup berat. Setiap hari mengangkut sampah yang ada di TPS dan disekop manual untuk dimasukan ke dalam mobil dan dikirim ke TPA.
Saat dikonfirmasi, Kepala UPT Kebersihan Sangatta Utara, Muh Muhafi menyebutkan permasalahan sampah memang kerap terjadi. Terlebih, armada pengangkut tidak memadai. Sepertinya, masalah ini menjadi momok di Kutim.
“Alat kami masih rusak, masuk bengkel,” tandasnya. (G-S03)