G-Smart.id – Sangatta – PantaiPasir Putih Teluk Singkama, begitulah kira-kira sebutannya. Memang belum santer gaungnya, maklum lokasi wisata ini baru saja mencuat di Kecamatan Sangatta Selatan Kabupaten Kutai Timur (Kutim).
Akses jalannya saja masih sulit dicari, bahkan jarak dari Sangatta kota tergolong jauh. Tidak mudah untuk mencari tempat yang indah tersebut. Tak ayal, pengunjung harus rajin bertanya pada warga yang ditemui di setiap persimpangan jalan.
Namun, hingga kini objek wisata alam itu masih menjadi alternatif pilihan masyarakat untuk berwisata, sekadar menghilangkan kepenatan atau pun hiburan.
Hamparan pasir putih di sepanjang pantai berikut laut lepas dimana diantaranya melintas perahu-perahu nelayan menjadi objek pemandangan yang mengundang decak kagum setiap pengunjung. Objek wisata alam di kota tercinta ini tidak saja mengundang wisatawan lokal, kawasannya yang masih asri itu bahkan menarik simpati warga dari kabupaten/kota lain.
Camat Sangatta Selatan, Hasdiah menyebutkan Desa Teluk Singkama merupakan salah satu daerah tertinggal yang harus diangkat agar lebih maju. Menurutnya untuk memajukan suatu wilayah, pemerintah harus bisa memberdayakan masyarakat sekitar. Maka dari itu, selaku pimpinan tertinggi di Sangatta Selatan, wanita berhijab itu akan mengajak warganya untuk bersinergi.
“Adanya kerjasama antara kami, masyarakat dan Balai TNK pasti bisa membuat tempat wisata baru ini semakin berkembang,” tuturnya.
Kekayaan alam yang dimiliki desa ini menjadi kebanggaan tersendiri untuk kecamatan tua tersebut. Beranekaragam potensi harus digali agar bisa melibatkan semua elemen. Tujuannya seperti semula, yakni memajukan daerah tertinggal. Seperti kekayaan yang tersembunyi, Singkama atau kepanjangan dari Sangkima Lama (salah satu desa tetangga di kecamatan itu) mempunyai tambak ikan yang luas hektarenya tidak terhitung, juga sektor perkebunan layaknya sawit, nanas, aren, pisang, juga kelapa, bahkan masyarakat sekitar pun gemar membudidayakan rumput laut yang tersaji dari alamnya.
“Kami tidak membutuhkan investor, sebab luas wilayah dengan kekayaan potensi itu sangat mumpuni, kuncinya satu, yaitu digarap dengan kekompakan warga,” tegasnya.
Supaya semakin apik, pantai dengan panjang sekira enam kilometer itu hanya perlu disentuh sedikit infrastrukturnya. Sebab sejauh ini permasalahan jarak dan becek merupakan salah satu kendala, tidak hanya warga yang akan melintas, tetapi juga petani rumput laut di sekitar lokasi kerap kesulitan menjangkau akses untuk menjual hasil tani.
“Kami ingin UMKM disini bisa berkembang, baik di bidang pertanian maupun hasil kelola laut,” tandasnya.
Upaya pengembangan itu dipastikan akan berhasil terbangun, apalagi jika kesadaran masyarakatnya terjaga. Hasdiah akan berupaya agar desa ini tidak lagi menjadi yang terbelakang.
“Kita harus mandiri,” tekadnya.
Keunikan lain ada di pantai ini, berbatasan langsung antara anak sungai dan laut menambah pemandangan berbeda. Terlebih leburan air yang disebut kawasan “air payau” itu merupakan habibat asli buaya yang merupakan biota khas Kutim. Dengan perencanaan yang matang, rupanya pantai Dewi Kima atau destinasi wisata Teluk Singkama ini berbatasan pula dengan pantai terdekat lainnya, seperti Teluk Lombok, Teluk Prancis dan Teluk Kaba.
Mengenai tempat wisata ini juga, Kepala Balai TNK, Nur Patria Kurniawan sempat menyampaikan Teluk Singkama yang selama ini disebut sebagai desa tertinggal mesti ditepis. Dengan melihat takeline yang telah ditampilkan dalam presentasi, dia mengaku optimistis bahwa desa ini malah bisa meninggalkan desa-desa lain.
“Ini sudah di meja bu menteri, saya inginnya pak bupati bisa menyampaikan agar dipercepat,” pinta dia.
Nur Patria menginginkan apapun potensi yang ada di sekitar TNK dapat dimanfaatkan asal bertujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan tanpa mengenyampingkan kelestarian lingkungan.
“Jika tidak bisa berbuat baik minimal tidak membuat kerusakan. Tuhan sudah menciptakan alam untuk kesejahteraan. Maka dijaga supaya tidak rusak dan dapat dimanfaatkan,” tukasnya. (G-S03)