SANGATTA – Hasil komoditi pertanian di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) perlahan namun pasti mulai beragam dan mampu membuahkan hasil yang maksimal.
Terbaru, melalui kelompok tani Prima dan Adem Ayem yang ada di desa Singa Geweh Kecamatan Sangatta Selatan baru saja melangsungkan panen perdana bawang merah.
Momen tersebut bertambah spesial mengingat turut dihadiri oleh Bupati Ardiansyah Sulaiman didampingi oleh ketua TP PKK Ny Siti Robiah yang tampak membaur bersama para undangan dan petani mencabut hasil panen di lokasi yang memiliki luas lahan kurang lebih 1 hektare dengan perkiraan mampu menghasilkan 3 ton bawang merah.
Ardiansyah pada kesempatan itu mengungkapkan, Kutai Timur dianugerahi kekayaan sumber daya alam yang sangat melimpah, salah satunya memiliki sisi daratan yang subur dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk bercocok tanam, salah satunya bawang merah.
“Dan saat ini terbukti kita juga bisa menghasilkan bawang merah, saya yakin untuk selanjutnya sudah bisa menjadi varietas lokal, ” ucap Ardiansyah di hadapan Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan (TPHP) Dyah Ratnaningrum, Danlanal Sangatta Letkol Laut (P) Sodikin, Rektor Stiper Juraemi perwakilan PT Kaltim Prima Coal serta undangan lainnya.
Selain itu, dengan adanya ancaman krisis pangan yang diprediksi akan melanda dunia termasuk Indonesia, langkah kecil ini, sambung Ardiansyah, menjadi salah satu upaya untuk mengantisipasi dampak tersebut.
“Sesuai arahan bapak Presiden (Ir Joko Widodo) kita akan terus munculkan ekonomi kerakyatan kita baik itu UMKM ,home Industri maupun melalui sektor pertanian holtikultura seperti sekarang ini, ” imbuhnya.
Terakhir, dirinya meminta kepada masyarakat, khususnya kelompok tani tetap bersemangat dan konsisten dalam bertani dan pemerintah daerah akan terus mendorong serta memberikan perhatian kepada petani yang ada.
Sebelumnya Kepala dinas TPHP Kutim Dyah Ratnaningrum mengatakan, pengembangan bawah merah merupakan salah satu komoditi yang masuk dalam indikator laju inflasi nasional. Sehingga perlu terus dikembangkan terlebih di Kutim.
“Selain itu, bawah merah juga menjadi salah satu komoditi yang bisa mengakses pupuk subsidi sehingga memudahkan masyarakat (petani) untuk terus dikembangkan, ” ujarnya. (G-S08)