G-Smart.id – SANGATTA – Belum lama ini, Kabupaten Kutai Timur (Kutim) dipercayakan menjadi tuan rumah rapat koordinasi Penanggulangan Bencana (BN) Se Kalimantan Timur (Kaltim). Kini, Kutim kembali dipercayakan menjadi tuan rumah pada Rakor Teknis Bidang Pariwisata Se Kaltim yang digelar tanggal 2-4 Juni 2021. Kegiatan yang dihadiri Dinas Pariwisata Se Kaltim tersebut, dibuka Bupati H Ardiansyah Sulaiman, diruang Meranti, Sekretariat Pemerintah Kabupaten Kutai Timur, Rabu (3/6/2021).
Dalam sambutan Gubernur Kaltim yang dibacakan Bupati Ardiansyah Sulaiman mengatakan Rakornis ini mengambil tema “Pengembangan Desa Wisata di Tengah Pandemi di Kalimantan Timur”. Memberi arti penting dan sangat strategis, karena inilah saatnya Pemerintah bersama masyarakat bangkit melakukan berbagai upaya dan terobosan, untuk mempercepat pemuliha ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dari dampak pandemi Covid-19 yang telah mendera bangsa dan negara ini sudah lebih dari setahun lamanya.
“Potensi pariwisata di Kaltim, pada umumnya sangat kaya dan beragam meliputi keindahan alam, peninggalan sejarah, seni budaya yang sangat menarik dan sangat membanggakan kita semua,” ucapnya.
Di Kaltim saat ini terdapat sebanyak 63 Desa Wisata, sambung Ardiansyah. Terdiri dari Desa Wisata Rintisan, Desa Wisata Maju dan Desa Wisata Mandiri. Desa-desa Wisata tersebut harus terus dikembangkan agar memberikan manfaat yang seluas-luasnya untuk kesejahteraan masyarakat di desa wisata, disamping tetap mempertahankan seni budaya, tradisi, adat-istiadat, maupun kondisi alam setempat.
“Ditetapkannya Kaltim sebagai lokasi Ibu Kota Negara (IKN) baru Republik Indonesia, dipastikan akan memberi dampak yang sangat luas terhadap pembangunan dan kehidupan sosial masyarakat.” sebutnya.
Terkait kepariwisataan, kata Ardiansyah, tentunya akan menjadi tantangan tersendiri bagi Kaltim, khususnya pada Desa-Desa Wisata, apakah mampu beradaptasi dan siap mengembangkannya menjadi potensi yang bisa diandalkan?
“Karena itu, saya memandang pentingnya meningkatkan SDM di bidang kepariwisataan pada Desa-Desa Wisata tersebut. Masyarakat harus dibantu dengan meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang kepariwisataan,” tuturnya.
Dia berharap, melalui Rakornis ini dapat disatukan kesamaan persepsi dan koordinasi yang baik dari para-pihak terkait kepariwisataan di Kaltim untuk menjawab berbagai tantangan dan permasalahan yang ada. (ADV/G-S04)