SANGATTA- Hadirnya Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) di kawasan Kenyamukan belum mampu memikat para investor untuk mengembangkan usahanya melayani penjualan bahan Bakar Minyal (Solar) kepada para nelayan.
Meskipun Pelabuhan Kenyamukan sendiri menjadi jalur yang cukup ramai untuk berbagai aktifitas nelayan terutama di Sangatta. Namun, hingga saat ini bangunan SPBN yang cukup representatif karena lokasinya bersebelahan langsung dengan dermaga dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) itu belum mampu menarik minat investor untuk mengembangkan usahanya.Ketua DPRDS Kutim Jimmi menyebut, dari informasi yang ia dapatkan, para investor masih enggan berinvestasi untuk menjual BBM bersubsidi jenis solar . Mengingat dari hasil kalkulasi yang di lakukan margin keuntunganya sedikit.
“Pertamina juga menyampaikan tenggat waktu pengembalian modalnya untuk BBm bersubsidi kurang lebih 20 tahun. Sehingga banyak pelaku usaha swasta yang enggan untuk berinvestasi kesana (SPBN), Nah kalau Non subsidi banyak,”ujarnya.
Disisi lain. Berbagai program bantuan yang di diberikan oleh pemerintah kepada nelayan, salah satunya terkait bantuan BBM. Sebagian besar mengarah ke BBM bersubsidi. Hal ini berdampak terhadap hasil keuntungan yang di dapatkan oleh para pengusaha.
“Dan Pertamina juga sudah berkali-kali menawarkan kepada pihak swasta. Namun hingga kini belum ada yang mau,” ucap Politisi PKS tersebut.
Hadirnya SPBN sangat di butuhkan oleh para nelayan. Selain dapat menyediakan bahak bakar yang murah. Selain itu, mereka bisa banyak menghemat biaya dan waktu. Kehadarian SPBN juga dapat meningkatkan produktifitas dan pendapatan para nelayan. (adv/g-s08)