SANGATTA- Anggota DPRD Kutim Faizal Rachman berharap para petani mulai berfikir untuk merubah pola (Mindset) terkait produksi beras yang saat ini masih menggunakan metode yang tradisional beralih ke cara yang lebih modern, agar kualitas produk yang di hasilkan memiliki kualitas yang mampu berdaya saing di pasaran.
“Beras kita masih kalah penampilan dari produk dari luar daerah, karena kebanyakan petani kita masih menggunakan Satake (penggiling padi) yang memiliki kualitas yang kurang baik, berbeda dengan petani dari luar yang sudah menggunakan alat yang canggih,” ujarnya.
Menurutnya, kenapa para petani masih banyaknya memanfaatkan Satake, karena dengan menggunakan alat tersebut, para petani masih bisa mendapatkan Dedak padi yang masih memiliki ekonomis, sehingga bisa digunakan untuk menutup biaya produksi.
“Meskipun sudah memiliki alat yang memadai untuk bisa menghasilkan beras yang bagus, tapi para petani lebih memilih pakai Satake, karena dedaknya banyak karena bisa di jual lagi, nah, ini yang kita minta orientasi pasca panen secara bertahap kita minta di ubah,” bebe Faizal.
Namun disisi lain, beras yang di hasilkan petani asal Kecamatan Kaubun memiliki keunggulan dibandingkan dengan beras yang berasal dari luar daerah di Kutim karena mempunyai tekstur yang bagus terlebih saat dimasak sehingga banyak di minati oleh masyarakat, terutama warga lokal.
“Keuntungan kita di sini, karena berasnya baru jadi tanpa bahan pengawet jadi pulen pas di masak, meskipun dari sisi penampilan kita masih kalah bagus dari beras dari daerah Sulawesi dan Jawa,” ujar Anggota Komisi B DPRD Kutim ini. (ADV/G-S08)