SANGATTA – Program Pembangunan Desa 3435 non 3 T (tertinggal, terdepan dan terluar) saat ini sedang berjalan, yang mana dalam program ini Kementrian Kominfo memberikan penugasan kepada para provider untuk membangun daerah-daerah yang masih kesulitan layanan jangkauan telekomunikasi.

Hal tersebut disampaikan Kadis Kominfo Perstik Kutai Timur (Kutim) usai rapat evaluasi secara hybrid (offline dan online) bersama Antonius Verianto, Fay Ramadhan, F Linting dari Telkomsel, Ivansyah dari Indosat dan Yudhi Kurniawan dari Fiber Home, Dirjen Telekomunikasi Kementerian Kominfo RI Muh. Ridwan Rauf, Arlina Dwiyana dan Franke Ann Hirt beberapa waktu yang lalu.

“Untuk program tersebut Kutim mendapatkan di 56 lokasi yang akan dilakukan pembangunan menara Base Transceiver Station (BTS) 4G dan peningkatan jaringan yang tersebar di 15 kecamatan. 56 tower tersebut terdiri dari 30 tower dibangun Indosat, 18 tower oleh Telkomsel dan 8 tower akan dibangun PT XL untuk mengatasi blank spot,” kata Ery di ruang kerjanya.

Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilaksanakan, sambung Ery, progressnya saat ini sudah berproses dan sesuai target yang ditetapkan Kementrian Kominfo semuanya harus selesai di tahun 2022 ini.

“Seperti yang disampaikan oleh Dirjen Telekomunikasi Kementrian Kominfo saat itu, apabila provider tidak bisa menyelesaikannya maka akan ada sanksi yang diberikan,” beber Ery.

Dalam rapat evaluasi ini juga terungkap akan ada tambahan pembangunan BTS dari program BAKTI dan program ini diluar dari program 3435 non 3 T.

“Secara karakteristik wilayah sebenarnya Kutim memenuhi kriteria 3 T, karena daerah terluar kita seperti Sandaran, Busang masih ada yang blank spot. Mudah-mudahan ada tambahan dari program BAKTI, karena masih menunggu penetapannya dari Kementrian Kominfo,” harapnya.

Kemudian disampaikan juga, Kominfo Kutim sudah mengusulkan relokasi pembangunan agar 37 titik blankspot di Kutim bisa tercover melalui program 3435 non 3 T tadi.

“Pada intinya pihak provider siap merelokasi sepanjang mendapatkan tugas dari Kementrian Kominfo,” tutur Ery. (G-S02)

Loading