SANGATTA – Orientasi Tim Pendamping Keluarga (TPK) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) Dalam Percepatan Penurunan Stunting di Kecamatan Sangatta Utara dan Selatan dibuka secara resmi oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Pemkesra) Setkab Kutim, Poniso Suryo Renggono. Pembukaan kegiatan ditandai dengan penyematan rompi kepada salah Tim Pendamping Keluarga (TPK), Selasa (07/03/2023) di Balai Pertemuan Umum (BPU) Kecamatan Sangatta Utara.
Kegiatan itu, ikuti sebanyak 87 peserta dan turut dihadiri oleh Ketua TP PKK Kabupaten Siti Robiah Sulaiman, Plt Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana ((DPPKB) Kutim Ronny Bonar H Siburian, perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Harlan Lelana, Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kutim serta undangan lainya.
Asisten Pemkesra Poniso Suryo Renggono dalam kesempatan itu mengatakan, pihaknya memberikan apresiasi terkait kegiatan yang digelar. Karena memiliki orientasi terhadap upaya yang gencar dilakukan oleh pemerintah daerah, dalam menurunkan angka stunting, khususnya di Kutim.
“Terlebih para tim pendamping di lapangan yang tak pernah lelah karena memiliki tugas mulia untuk terus berjuang di garda terdepan, dalam menurunkan angka stunting di kabupaten ini (Kutim),” ucap Poniso.
Mengingat prevalensi (proporsi) stunting di Kutim yang masih tinggi, ia berharap Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
(DPPKB) Kutim, sebagai leading sector memiliki strategi jitu, yang bisa diterapkan dan diharapkan mampu menenkan angka stunting di Kutim.
“Penurunan angka stunting juga berkaitan erat dengan gizi, rencan aksi daerah yang kita lakukan berkenaan dengan pangan dan gizi dan memiliki hubungan dengan stunting,” imbuhnya.
Selain peran pendamping yang memiliki peranan yang sangat vital, adanya rumah konseling juga sangat diperlukan. Sehingga target penurunan angka stunting di Kabupaten yang memiliki luas wikayah 35 ribu kilometer persegi ini bisa segera terwujud.
Sebelumnya, Plt DPPKB Kutim Ronny Bonar H Siburian mengatakan, kegiatan ini sudah dimulai sejak tanggal 1 Maret lalu dengan menyasar sebanyak 444 Tim Pendamping Keluarga (TPK) dari total 531 yang dilaksanakan di 16 Kecamatan.
“Melihat luas wilayah yang harus kita jangkau, tenaga TPK masih sangat kurang. Namun secara bertahap akan terus kita tambah,” imbuhnya.
Untuk diketahui, kegiatan yang berlangsung selama satu hari ini, menghadirkan narasumber dari BKKBN Provinsi Kaltim, dengan materi konsep dasar stunting dan seribu hari kehidupan, mekanisme kerja TPK, Aplikasi siap nikah dan hamil, peran strategis kampung berkualitas serta komunikasi antar pribadi dalam pendampingan keluarga. (G-S08)