SANGATTA- Kutai Timur (Kutim) ditetapkan menjadi salah satu Kabupaten Superhub (penyokong) ekonomi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang berada di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) yang di tetapkan oleh Bappenas, salah satunya melalui sektor perikanan.
Bupati Ardiansyah Sulaiman menyebut, keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy menjadi salah satu barometer ekonomi oleh pemerintah pusat untuk menjadikan Kutim masuk menjadi daerah Superhub ekonomi nasional dari IKN.
“Kawasan ini (Maloy) disiapkan untuk membangun idustri hilir dari semua potensi yang kita miliki, kecuali pertambangan, dan salah satunya melalui sektor perikanan,” ujarnya saat memberikan sambutan pada diskusi umum straegi pembangunan sektor kelautan dan perikanan di Kutim guna mendukung IKN di ruang Aksia Gedung Serbaguna, Kawasan Pemerintahan Bukit Pelangi Sangatta, Selasa (07/11/2023).
Meskipun saat ini Kutim memiliki fiskal yang cukup besar yang berasal dari PDBR sektor pertambangan gas dan minyak bumi, namun disisi lain, pemerintah sudah mulai mengambil sikap dengan mengeluarkan regulasi yang akan membatasi pemanfaatan batubara yang akan berakhir pada tahun 2050 mendatang. Dan di tahun 2030 sudah akan dimulai untuk mengurangi salah satu sumber energi utama yang masih banyak di gunakan di hampir negara di dunia ini.
“Dan kita tidak ingin terus bernostalgia dengan kondisi fiskal kita saat ini, dan arahan dari Bappenas meminta kita (Kutim) untuk terus memaksimalkan seluruh potensi sumber daya alam kita selain pertambangan, baik itu pertanian, perkebunan,kehutanan, pariwisata, kelautan termasuk perikanan,” imbuhnya.
Dengan potensi yang ada, Bupati Ardiansyah berharap, masyarakat khusunya para nelayan bisa terus mengoptimalkan segala potensi perikanan dan kelautan yang dimiliki agar mampu menjadi salah satu pendorong untuk peningkatan ekonomi di Kabupaten yang memiliki garis pantai sepanjang 500 kilometer tersebut.
“Dan kita harus bergerak, agar potensi yang adaini bisa di jadikan industri yang mampu menyedot tenaga kerja secara formal, karena sampai saat ini saya lihat belum ada,”imbuhnya.
Sebelumnya Kepala Dinas Perikanan Kutim Suriansyah mengatakan, kegiatan yang menghadirkan narasumber dari Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Univsersitas Mulawarman itu di ikuti sebanyak 100 peserta yang merupakan nelayan dan pelaku usaha perikanan yang ada di Kutim.
“Adapun tujuan kegiatan ini untuk memperoleh Strategi dan Solusi Terhadap lsu pembangunan sektor kelautan serta peningkatan pendapatan dan usaha tangkap, budidaya, pengolahan dan Perdagangan hasil Perikanan di Kutim,” ucap Suriansyah. (ADV/G-S08)