SANGATTA – Untuk memperkenalkan budaya jaman dahulu di Kutai Timur (Kutim) Pemkab Kutim melalui Dinas Pariwisata menggelar Festival Bahari. Kegiatan ini juga dirangkai denganPekan Ekonomi Kreatif (Ekraf) 2024 yang melibatkan 50 pegiat UMKM.
Acara yang digelar di Lapngan Helipad Pusat Perkantoran Bukit Pelangi ini dibuka oleh Asisten Pemerintah dan Kesejahteraan Rakyat (Pemkesra) Setkab Kutim, Poniso Suryo Renggono, turut hadir Kadis Pariwisata Kutim, Nurullah, serta perwakilan Forkopimda dan undangan lainnya.
Dalam sambutannya Asisten Pemkesra) Setkab Kutim, Poniso Suryo Renggono berharap kegiatan ini dapat melestarikan budaya leluhur, baik budaya asli Kutim maupun nusantara.
“Tentu saja ini dapat melestarikan nilai-nilai budaya bangsa, seperti tarian pesisir maupun tarian pedalaman. Nanti bisa dikolaborasi menjadi tarian penyambutan kehormatan, tarian untuk hiburan dan ada tarian kolosal,” harap Poniso.
Lanjut ia, Kutim termasuk penyangga IKN, oleh karena itu harus dipersiapkan seni-seni budaya yang berkualitas karena nantinya aka nada tamu-tamu dari luar yang berkunjung ke Kutim.
“Persiapkan itu, tarian mana yang menjadi unggulan kita (Kutim),” pesannya.
Terkait Pekan Ekraf, Poniso menyebut sebagai upaya untuk meningkatkan wisata-wisata kuliner yang ada di Kutim. Disini peran Dispar untuk melihat mana potensi-potensi wisata kuliner yang menjadi unggulan.
“Apabila ditanya oleh wisatawan kitab isa menyebutkan wisata kuliner apa yang menjadi andalan Kutim. Kolaborasikan antara budaya dan wisata kuliner,” ujarnya.
Sebelumnya Kadispar Kutim Nurullah mengatakan kegiatan digelar 19 – 25 Oktober 2025, dan melalui acara ini diharapkan dapat memperkenalkan tradisi bahari.
“Ini untuk memastikan warisan budaya tetep hidup dan dihargai oleh generasi-generasi mendatang. Festival ini juga ajang pertunjukan seni budaya yang khas dari masing-masing daerah, yaitu Kutai, Dayak dan etnis lainnya yang ada di Kutim,” ujar Nurullah. (G-S02)