BENGALON – Persekutuan Wanita Gereja Toraja (PWGT) Klasis Kutai Timur (Kutim) menggelar ibadah konsolidasi, Rabu (22/3/2023). Kegiatan yang dilaksanakan di Gereja Toraja Jemaat Kalvari Bengalon ini merupakan salah satu program kerja PWGT Klasis Kutim.

Ibadah Konsolidasi yang dihadiri sekitar 200 orang anggota PWGT dari 10 jemaat dan beberapa pendeta ini merupakan program Bidang I PWGT Klasis. Pelaksanaan kali ini juga dikolaborasikan dengan Program Bidang II yaitu peran PWGT dalam pencegahan stunting dan Program Bidang III tentang peran PWGT dalam perlindungan perempuan dan anak serta pencegahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

Dalam kegiatan ini Khotbah dan paparan materi di sampaikan dalam bentuk talkshow. Bertindak sepbagai narasumber adalah pendeta David S.Th, pdt.Bertha Nasan, S.Th dan Yuliana kala lembang mewakili bidang II dan III.

Kepada awak media ini Yuliana kala lembang mengatakan tujuan di gelarnya Ibadah Konsolidasi ini selain melaksanakan salah satu program kerja PWGT Klasis Kutim, selain itu memberi edukasi kepada pengurus dan anggota PWGT tentang pentingnya mencegah stunting terutama dalam 1000 hpk.

“Selain itu, disini juga memberi edukasi kepada pengurus dan anggota tentang pentingnya melindungi perempuan dan anak dari segala bentuk kekerasan dan menjelaskan secara singkat tentang konvensi dan pemenuhan hak anak,” ujar Yuliana.

Dirinya berharap sebagai sebuah organisasi wanita yang berbasis ke agamaan, PWGT di tuntut untuk berperan secara aktif dalam membina spiritual anggota, terus memupuk rasa kepedulian terhadap sesama dan lingkungan serta berkolaborasi dengan pemerintah untuk membina masyarakat yg lebih luas.

Yuliana menambahkan, saat kegiatan berlangsung Pendeta David dalam paparannya menyampaikan peran dan tanggung jawab keluarga, baik ayah maupun ibu dalam memenuhi hak-hak anak, hak-hak perempuan, serta perlindungan bagi mereka di tinjau dari sisi Alkitab.

“Kalau saya tadi menjelaskan hak-hak anak dan perempuan serta perlidungan bagi mereka di tinjau dari sisi undang undang,” kata ia.

Terakhir Yuliana berharap terciptanya gereja ramah anak di setiap gereja khususnya lingkup gereja Toraja dan juga gereja-gereja lainnya di Kutim menuju kabupaten layak anak dan Kutai Timur bebas stunting. (G-S02)

Loading