Sangatta, G-Smart.id – Dalam rangka melakukan mitigasi untuk mendorong ekspor komoditas andalan di wilayah Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Bea Cukai Sangatta menggelar Focus Group Discussion (FGD), dengan tema “Menggali Potensi Ekspor” untuk memajukan perekonomian di Kutim.
Kegiatan juga dihadiri oleh perwakilan dari instansi terkait serta para pelaku usaha. Acara kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh pihak Bea Cukai yang disampaikan langsung oleh Kepala Kantor Benny Wismo Noegroho dan dilanjutkan pemaparan materi oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Zaini. Turut hadir dalam FGD ini yaitu Dinas Koperasi, UKM dan Kreatif Kutim, pengusaha UMKM, eksportir, serta agen pengangkut. Kegiatan bertujuan untuk menjalin komunikasi dan memperkuat sinergitas.
Setelah pemaparan materi, acara dilanjutkan dengan diskusi bersama, dimana pelaku usaha yang hadir membahas mengenai sejumla hal seperti perizinan, edukasi atau pelatihan, handling atau logistik, sarana dan prasarana, maupun metode pemasaran untuk kegiatan ekspor.
Kadisperindag Zaini menerangkan jika pemerintah siap untuk membantu mencari solusi dalam menghadapi kendala. Menurutnya, dengan adanya ekspor melalui Sangatta ini diharapkan akan dapat menambah penerimaan negara.
“Terutama meningkatkan pertumbuhan perekonomian daerah di Kutim dan nasional, serta meningkatkan nilai ekonomi komoditas yang diekspor,” tuturnya.
Di tempat yang sama, Kepala Bea Cukai Sangatta, Benny juga berkesempatan menyampaikan sosialisasi Pengarusutamaan Gender (PUG). Dirinya menyampaikan bahwa, Implementasi Pengarusutamaan Gender merupakan salah satu program transformasi di wilayah kerja kantor Bea Cukai Sangatta, sehingga penting untuk dipahami pelaksanaannya.
Dalam sosialisasi PUG tersebut, disampaikan bahwa berbagai dasar hukum guna pengimplementasian Pengarusutamaan Gender, baik ditingkat nasional maupun internasional telah ada sejak lama, namun beberapa hal yang biasa muncul adalah kerancuan dalam memahami konsep kesetaraan gender hanya diartikan pada jenis kelamin perempuan, atau urusan yang berkaitan dengan memprioritaskan perempuan.
“Kesetaraan gender bukan hanya bicara yang berkaitan tentang memprioritaskan kebutuhan perempuan semata, tetapi bagaimana mencapai keadilan atau kesetaraan melalui kebijakan dan program yang memperhatikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan perempuan dan laki-laki ke dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi terhadap seluruh aspek kehidupan dan pembangunan,” jelas Benny.
Di akhir sosialisasi sebagai wujud deklarasi komitmen bersama, Kantor Bea Cukai Sangatta dan seluruh para undangan bersama-sama membubuhkan tanda tangan pada wall of support Pengarustamaan Gender (PUG) dengan harapan menjadi salah satu pondasi guna meningkatkan kualitas kebijakan di semua lini termasuk diantaranya kesempatan yang sama untuk laki-laki dan perempuan. (G-S03)