G-Smart.id-Samarinda – Permintaan anggota Komisi IV DPRD Kaltim Fitri Maisyaroh kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim untuk segera membangun sejumlah gedung baru SMA di Kota Balikpapan, ternyata memiliki dasar dan alasan yang cukup kuat. Ya, angka lulusan SMP di Balikpapan dari tahun ke tahun ternyata mengalami peningkatan yang sangat substansial.
Kepada awak media, wakil rakyat asal Daerah Pemilihan (Dapil) Balikpapan itu memaparkan, berdasarkan data yang dia dapatkan, kalau saat ini atau di 2021, jumlah lulusan SLTP atau SMP di Kota Balikpapan sudah mencapai 11.158 siswa. Sementara untuk daya tampung yang dimiliki seluruh SMA di Balikpapan hanya mencapai sekitar 5.086 siswa.
“Kalau sekitar 2 tahun lalu, untuk daya tampung atau serap lulusan SMP di Balikpapan masih mencapai sekitar 50 persen di tingkat SMA dan SMK. Tapi sekarang, kapasitasnya semakin berkurang. Daya tampungnya hanya sekitar 44 atau 45 persen. Inilah yang menyebabkan terjadinya pembludakan dalam pendaftaran siswa,” paparnya saat dijumpai belum lama ini.
Maisyaroh sendiri tidak ingin masalah serupa kembali terus terjadi dalam setiap kali penerimaan peserta didik baru (PPDB), terutama di wilayah perkotaan seperti Balikpapan atau Samarinda. Kedua kota ini menurut dia, selalu menjadi daerah favorit bagi para orang tua untuk menyekolahkan anak-anak mereka.
“Makanya, kami meminta kepada Pemprov Kaltim, dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim selaku instansi terkait untuk tidak tutup mata dengan persoalan itu. Kami kira, masalah ini harus segera dicarikan solusinya, jangan dibiarkan berlarut-larut,” pintanya.
Wanita berhijab ini menawarkan 2 opsi yang bisa segera dilaksanakan Disidbud Kaltim. Pertama, mengupayakan segera penambahan pembangunan gedung sekolah SMA di Balikpapan, terutama di SMA negeri yang memungkin lokasinya dilakukan penambahan gedung baru. Sehingga, pada PPDB mendatang, daya tampung sekolah bisa meningkat.
“Dengan adanya pembangunan kelas tambahan di SMA negeri, terutama SMA unggulan, akan mencegah adanya keributan dari para orang tua siswa. Khususnya yang menempuh jalur afirmasi. Karena sekolah negeri wajib menerima siswa yang masuk dalam golongan afirmasi. Ini yang memang biasanya terjadi setiap tahunnya,” tuturnya.
Kedua, Disdikbud Kaltim dapat segera merealisasikan rencana pembangunan SMK 7 yang ada di Balikpapan Utara. Jika SMK ini terbangun, maka akan ada lumayan banyak lulusan SMP di Balikpapan atau jalur afirmasi yang dapat ditampung di sekolah tersebut. Sehingga pada saat pelaksanaan PPDB di tahun mendatang, masalah over kapasitas SMA yang terjadi di Balikpapan dapat ditekan.
“Tentunya kami berharap agar usulan pembangunan SMK 7 Balikpapan Utara itu menjadi prioritas, karena memang mendesak. Harus dapat direalisasikan dalam waktu dekat. Saya juga berharap, semoga kedua alternatif itu dapat menjadi solusi atas masalah crowded-nya PPDB di Kota Balikpapan,” imbunnya. (ADV/G-S06)