G-Smart.id – Sangatta – Usai mengikuti materi yang diberikan selama satu hari sebelumnya, puluhan peserta Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutim melakukan simulasi dan praktik lapangan, sebagai implementasi diklatsar pemetaan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Kegiatan itu berlangsung dengan menggunakan alat Global Positioning System atau lebih dikenal GPS. Alat ini merupakan sistem navigasi berbasis satelit. Sehingga kerap digunakan untuk melakukan pemetaan.
Dalam hal ini, pemateri meminta seluruh peserta untuk melakukan tracking area perkantoran, untuk mengambil titik koordinat dan luas wilayah. Kemudian setelahnya akan mengolah data. Hal itu dijelaskan oleh Operator Pusdalops BPBD Provinsi Kaltim, Ardiles Adha.
“Praktiknya, mengambil titik koordinat untuk luas wilayah, peserta harus bisa menggunakan alat dan mampu mengukur area luas lahan, baru akan dilanjut dengan pengolahan data,” tuturnya saat diwawancarai apda Kamis (5/11/2010).
Cara pengambilan titik ini merupakan ilmu dasar yang akan diaplikasikan di lapangan. Namun, menurutnya peserta harus mampu berkreasi. Pasalnya, kondisi cuaca saat di lapangan kerap memengaruhi dan berbeda dengan praktik yang dilakukan.
“Mereka harus bisa berkreasi, kadang kondisi ril di lapangan saat terjadi karhutla beda dengan praktik yang santai. Apa lagi alat ini sangat berharap dari satelit dan memgandalkan cahaya matahari. Sehingga saat di lapangan terhadang pohon kadang-kadang akurasinya berubah,” bebernya.
Peserta terbagi atas empat kelompok, jika hari pertama diisi dengan materi ruang, kedua melaksanakan praktik, maka di hari ketiga akan dilaksanakan evaluasi.
“Besok kita evaluasi, jika ada kendala, akan kita cari solusinya,” tandasnya.
Terpisah, Ketua Panitia Pelatihan, M Naim menjelaskan tujuan pelaksanaan pelatihan. Kata dia, tiga aspek sangatlah penting. Selain untuk mengetahui titik api yang jelas dan lebih akurat, juga bertujuan untuk mengetahui luas areal yang terbakar baik pada hutan ataupun pada lahan.
“Kegiatan ini juga untuk menumbuhkan rasa solidaritas sesama TRC dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan sehingga tercipta kerjasama, kekompakan dan rasa tanggung jawab pada pekerjaannya itu sendiri,” tutupnya. (G-S03)