SANGATTA – Pada acara memperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXIX tahun 2022 di Ruang Meranti, Kantor Bupati Kutai Timur, rabu (15/6/2022), sesaat sebelum Bupati Kutai Timur (Kutim) membuka acara dibacakan sejarah singkat Hari Keluarga Nasional oleh Yuliana Kala Lembang mewakili Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKB) Kutim

Disampaiakan oleh Yuliana, setelalah melalui perjuangan panjang dan tak mengenal lelah, pada 22 juni 1949 Belanda akhirnya menyerahkan kedaulatan bangsa Indonesia secara utuh kepada bangsa Indonesia, seminggu kemudian tepatnya tanggal 29 juni 1949 para pejuang kembali untuk berkumpul bersama keluarganya.

“Peristiwa berkumpulnya kembali para pejuang kemerdekaan kepada anggota keluarganya menjadi latar belakang lahirnya Hari Keluarga Nasional yang kemudian dikenal sebagai HARGANAS,” ucap Yuliana

Kemudian selanjutnya, pada awal kemerdekaan, pengetahuan keluarga tentang usia nikah amat rendah. Akibatnya Total Fertility Rate (TFR) saat itu ada di kisaran mencapai angka 5. Artinya, satu perempuan produktif memiliki rata-rata anak lima orang.

Tingginya jumlah anak saat itu ditengarai antara lain adanya keinginan kuat untuk mengganti keluarganya yang gugur di medan tempur yang mengakibatkan perkawinan usia dini tinggi dan berdampak pada peningkatan jumah angka kematian ibu dan bayi yang melonjak tinggi. Kondisi tersebut dibarengi dengan meningkatnya angka infeksi dan gizi buruk.

Kehadiran program KB saat itu menjadi salah satu pintu masuk untuk mengatasi berbagai persoalan kependudukan, sambung Yuliana, tercatat dalam sejarah bahwa tanggal 29 Juni 1970 merupakan puncak kristalisasi perjuang Keluarga Berencana untuk memperkuat Program KB, dan pada tanggal 29 tersebut menjadi momentum dimulai Gerakan KB Nasional.

Tanggal 29 juni ditandai sebagai Hari Kebangkitan Keluarga Indonesia, hari bangkitnya kesadaran untuk membangun keluarga kea rah keluarga kecil bahagia sejahtera melalui Program Keluarga Berencana.

“Selama kurun waktu dua puluh tahun, telah banyak keberhasilan Program KB dicapai,termasuk menjadi tempat pembelajaran bagi Negara-negara lain (center of excellence), di bidang KB,” tuturnya.

Dirinya melanjutkan, Indonesia pun pernah meraih penghargaan United Nations (UN) Population Award. Pentingnya pengendalian kelahiran melelui program KB membawa komitmen baru bagi Persiden Soeharto kala itu.maka pada 1993 Persiden memetapkan tanggal 29 juni sebagai “HARI KELUARGA NASIONAL (HARGANAS) dan bukan merupakan hari libur. (G-S02)

Baca Juga : Peringatan Harganas 2022, Kutim Target Pelayanan 2.895 Akseptor

Loading