MUARA WAHAU- Sederet kegiatan sudah menanti Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiansyah Sulaiman bersama rombongan dalam kunjungan kerjanya kali ini di Kecamatan Muara Wahau pada Senin(20/03/2023).

Setelah sempat mengunjungi SMPIT Bina insan serta SMA Negeri 2 Muara Wahau guna melihat secara lebih dekat hasil kreasi dan inovasi yang dipamerkan oleh siswa-siswi dari kedua sekolah dan menjadi bagian dari wujud implementasi program merdeka belajar, orang nomor satu di Kutim bersama rombongan ini, ternyata juga sudah ditunggu oleh ratusan anggota Koperasi yang tergabung dalam Koperasi kelapa sawit Jaya Mutiara Kongbeng (JMK) yang sedang menggelar syukuran atas raihan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO) serta Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), di kantornya jalan poros Sangatta- Berau, Kecamatan Kongbeng.

Pada kesempatan itu, Ardiansyah mengaku saat ini dunia sudah mulai berfikir untuk tidak menganggap enteng hasil produksi perkebunan sawit asal Indonesia.

“Karena apa, sekali saja kita tidak mengirim hasil sawit kita, mereka akan kebingungan, karena saat ini benua Eropa tergantung dari sawit kita (Indonesia), ” ujarnya di hadapan Wakil Ketua DPRD Arfan, Kepala Dinas Koperasi UKM dan Ekonomi Kreatif Darsafani, serta undangan lainnya.

Disisi lain, dengan raihan sertifikasi RSPO yang diberikan oleh organisasi dari berbagai sektor industri kelapa sawit yang bertujuan mengembangkan dan mengimplementasikan standar global untuk produksi minyak sawit berkelanjutan, dirinya menyebut, pemerintah tetap berkomitmen untuk menerapkan pola perkebunan yang berkelanjutan, khususya kelapa sawit.

“Dengan adanya sertifikasi ini (ISPO dan RSPO), dunia mengakui bahwa tidak ada persoalan berat yang terjadi, sawit yang ditanam oleh masyarakat tidak melanggar rambu-rambu dan aturan, ” imbuhnya.

Kemudian, dirinya juga mengaku bersyukur, perlahan namun pasti, hasil perkebunan sawit di Kutim, dan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) bahkan Indonesia akan terus mengalami peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas serta mendapatkan penghargaan dimata dunia.

Sebelumnya ketua Koperasi Ade Akbar mengatakan, Koperasi yang berdiri sejak 2015 ini memiliki jumlah anggota 118 orang dengan luasan lahan sebanyak 623 hektare.

“Kami sebagai petani sawit harus memiliki sertifikasi ISPO karena sifatnya Mandatory (wajib), ” ujarnya.

Selain itu, raihan sertifikasi ini, sambung Ade Akbar, juga tidak terlepas dari pendampingan yang di lakukan oleh perusahaan PT KDA (Kresna Duta Agroindo) serta pemerintah daerah yang terus mendorong para petani memiliki standar yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) yang bertujuan meningkatkan daya saing minyak sawit Indonesia di pasar dunia.

Untuk diketahui, Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) merupakan standar global untuk perkebunan kelapa sawit untuk menunjukkan proses produksi yang ramah lingkungan. Sedangkan Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO) merupakan standar dari pemerintah Indonesia untuk perkebunan sawit berkelanjutan. (G-S08)

Loading