SANGATTA – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) kembali menegaskan pentingnya peran perempuan dalam pembangunan daerah pada Puncak Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-97 yang digelar oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kutim. Acara berlangsung di Ruang Meranti, Kantor Bupati Kutim, Bukit Pelangi, Senin (08/12/2025), dengan dihadiri berbagai organisasi perempuan lintas instansi.

Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman, hadir langsung membuka kegiatan yang mengangkat tema “Perempuan Berdaya dan Berkarya, Menuju Indonesia Emas 2045.” Turut hadir Asisten Perekonomian dan Pembangunan Noviari Noor, Ketua TP PKK Kutim Ny. Siti Robiah Ardiansyah, Ketua DWP Ny. Lisnarwaty, Ny. Tatik Widayani Idham Cholid, serta jajaran organisasi wanita seperti TP PKK, DWP, GOW, Bhayangkari, Jalasenastri, Persit, dan Adhyaksa Dharmakarini.

Bupati Ardiansyah menegaskan bahwa peringatan Hari Ibu bukan sekadar agenda rutin, melainkan sarana mengingat kembali jejak perjuangan perempuan Indonesia dalam memperjuangkan kesetaraan dan hak-hak mereka. Menurutnya, perempuan kini bukan hanya pendukung keluarga, tetapi juga motor penggerak pembangunan daerah dan nasional.

“Perempuan Kutai Timur telah hadir dan berkontribusi dalam hampir semua sektor. Mereka menjadi bagian penting dalam pendidikan, kesehatan, ekonomi kreatif, pertanian, pemerintahan hingga dunia industri,” ujar Ardiansyah.

Ia menambahkan, komitmen Pemkab Kutim untuk memberdayakan perempuan selaras dengan visi besar pembangunan daerah menuju masyarakat yang tangguh dan mandiri.

“Saya mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat kolaborasi. Kita perlu menciptakan lingkungan yang memungkinkan perempuan terus berkembang dan berkarya tanpa batas,” tegasnya.

Kepala DPPPA Kutim, Idham Cholid, menyampaikan bahwa tema PHI 2025 menjadi refleksi bahwa perempuan merupakan unsur penting dalam menentukan arah kemajuan bangsa. Ia menilai bahwa pelibatan perempuan dalam kepemimpinan maupun dunia kerja harus terus diperluas.

“Perempuan telah menunjukkan kontribusi yang sangat signifikan. Karena itu, kita harus mendorong lebih banyak ruang dan kesempatan bagi perempuan untuk memimpin dan berpartisipasi dalam proses pembangunan,” ungkap Idham.

Idham juga menekankan bahwa peran domestik dan publik tidak perlu dipertentangkan, tetapi harus saling melengkapi demi memperkuat ketahanan keluarga dan kualitas masyarakat.

“Sekaranglah waktunya menggali potensi perempuan sebanyak-banyaknya agar Indonesia Emas 2045 bukan hanya cita-cita, tetapi benar-benar menjadi kenyataan,” tutupnya. (IR)

Loading