
SANGATTA- Kepala DPPKB Kutim Ahmad Junaedi mengatakan dalam menangani permasalahan Stunting tidak harus menyasar secara langsung kepada keluarga yang penderita Stunting, namun bisa di mulai dari keluarga yang beresiko Stunting.
“Kita tidak hanya ingin mengobati namun kita ingin mencegah bagaimana Stunting ini tidak menyebar, ini menjadi konsentrasi kita melakukan mitigasi kepada keluarga yang resiko Stunting,”ujanrya.
Salah sayu inovasi yang di lakukan untuk terus menekan keluarga resiko Stunting, dengan menghadirkan inovasi Cap Jempol yang di inisiasi langsung oleh Junaedi yang saat ini menajdi salah satu trobosan yang mampu memberikan dampak terhadap setiap proses kebijakan untuk menekan penyakin tumbuh kembang bagi anak tersebut.
“Inovasi ini yakni dengan cara jemput bola stop stunting dan sistem yang kita gunakan dalam inovasi ini yakni dengan kolaborasi yang melibatkan berbagai pihak untuk ikut berkontribusi menurunkan keluarga stunting di Kutai Timur.”bebernya.
Dalam prakternya, seluruh stekholder yang terlibat akan masuk dalam sebuah tim yang memiliki peran dan tugas yang cukup strategis yang terdiri dari Perangkat Daerah, Swasata (Perusahaan) serta masyarakat. adapun latar belakang hadirnya inovasi Cap Jempol ini menurut Junaedi, masih di temukanya angka keluarga yang beresiko Stunting di Kabupaten yang baru saja berusia ke 26 tahun ini yakni sebanyak 11,973 orang.
“Inovasi yang saya bawa ini juga selaras dengan program Asta Cita yang di canangkan oleh Presiden Prabowo Subianto terkait menurunkan angka Stunting secara nasional,”ujarnya. (ADV/Bung TJ)
![]()



