G-Smart.ID – Sangatta – Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) dr Aisyah berharap melalui sosialisasi dan advokasi pengarustamaan gender (PUG) semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) membuat perencanaan yang responsif gender.

“Semua Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) harus responsif gender, misalnya program Dinkes untuk mencegah kematian ibu dan kematian bayi. Sebenarnya semua (OPD) sudah melaksanakan, tetapi tidak dianalisis ARG (Analisis Responsif Gender) nya,” ujar dr Aisyah, ditemui disela-sela Sosialisasi dan Advokasi Pengarutamaan Gender dan Penyusunan Penganggaran Responsif Gender (PPRG) diruang Live Room Diskominfo Perstik Kutim, Rabu (14/10/2020).

Ditambahkan bahwa selama ini terjadi kesenjangan antara perempuan dan laki-laki. Indek Pembangunan Manusia (IPM) di Kutim dinilainya sudah cukup tinggi. Tetapi Indek Pembangunan Gender (IPG) masih rendah.

“Masih terlalu jomplang, untuk bisa setara kita harus mencari apa penyebabnya mengapa IPG nya rendah. Atau karena kurangnya perempuan dilibatkan. Misalnya bagaimana perempuan meningkatkan pendapatan keluarga,” ungkap dr Aisyah.

Disamping itu, OPD juga belum membuat data terpilah, antara laki-laki dan perempuan. Untuk itu Ia berharapkan perempuan dan laki-laki bisa mendapatkan ilmu yang sama, jangan sampai terjadi diskriminasi pada perempuan.

“Perempuan juga perlu ilmu pengatahuan, agar bisa eksis. Bisa memiliki penghasilan sendiri, walaupun tidak harus keluar rumah. Sebab,apabila suatu saat Kepala Keluarga ada masalah misalnya, perempuan bisa menopang keluarga,” jelas Aisyah.

Lebih lanjut dikatakan Aisyah, apabila perempuan tidak memiliki pengatahuan atau keterampilan, maka perempuan mudah dieksploitasi. Untuk itulah mengapa penting perempuan memiliki pengetahuan dan keterampilan. (G-S04)

Loading