G-Smart.ID – Sangatta – Pasien terkonfirmasi Covid-19 di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) masih terus bergerak naik. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kutim, Rabu (7/10/2020) ada penambahan 14 kasus baru. Penambahan itu dari empat Puskesmas di Kutim, yakni Puskesmas Teluk Lingga, Puskesmas Sangatta Utara, Sangatta Selatan dan Tepian Baru. Sehingga jumlah penderita Covid -19 di wilayah Kutim saat ini mencapai 518 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Kutim dr Bahrani, mengatakan belasan pasien baru tersebut, sebagian besar diminta karantina mandiri di rumah masing-masing, karena tidak menunjukkan gejala berat atau tidak ada penyakit penyerta.

“Hanya satu pasien dengan keluhan sesak nafas dan demam yang kebetulan sebelumnya sempat dirawat di rumah sakit swasta. Kemudian dirujuk ke RSUD Kudungga dan sampai sekarang masih dalam perawatan di rumah sakit tersebut.” terang mantan Direktur RSUD Kudungga ini.

Mereka umumnya merupakan pasien tanpa gejala yang sudah menjalani masa karantina selama 14 hari dan hasil swabnya dinyatakan negatif. Sehingga saat ini, jumlah pasien sembuh sudah 378 orang.

“Semoga jumlah pasien sembuh terus meningkat, itu yang kita harapkan. Terutama dari mereka yang sebelumnya masuk kategori Orang Tanpa Gejala (OTG) tapi bisa menularkan pada kerabat lainnya,” ungkap dr Bahrani.

Karena dari data yang ada, sambung Bahrani, tren penambahan jumlah pasien Covid-19, didominasi penularan di tingkat keluarga.

“Jadi, satu anggota keluarga, semisal suami, menularkan pada istri juga anak-anak mereka. Umumnya, si suami juga tidak memiliki gejala. Sehingga tidak menyadari kalau terpapar. Begitu salah satu keluarga sedang menurun imunnya dan menunjukkan gejala, baru ketahuan bahwa mereka sekeluarga terpapar.” jelas Bahrani.

Untuk itu, sambung Bahrani, Satgas Covid-19 gencar melakukan penertiban penggunaan masker. Karena penularan bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Sebab yang terlihat sehat belum tentu tidak membawa virus.

“Penularannya melalui cairan, makanya diwajibkan menggunakan masker. Karena, khawatir saat berbicara, ada cairan dari mulut yang ikut keluar,” kata Bahrani. (G-S04)

Loading