SANGATTA- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutim menyoroti terkait realisasi pembangunan yang di galakkan oleh pemerintah daerah melalui skema Multyaers Contrac (MYC) belum berjalan secara optimal. Hal itu disampaikan Anggota DPRD Kutim Faizal Rachman.
“Kita mau adanya program tahun jamak ini, pembangunan bisa cepat di rasakan oleh masyarakat, namun kenyataanya berbeda,” ujarnya kepada awak media melalui sambungan telepon.
Masih kata Faizal, selain karena proses pelaksanaan yang terlambat, dirinya berharap, pemerintah seharusanya bisa lebih selektif memilih para pelakasana program (Kontraktor) di lapangan yang akan mengerjakan berbagai proyek pembangunan yang masuk dalam MYC.
“Kita nggak mau ada kontrkator yang nggak punya pengalaman, atau bahkan cuma pinjam perusahaan orang lain, yang kita harapkan yang tidak hanya bonafit tapi juga bisa bekerja secara professional, termasuk memiliki peralatan kerja yang memadai,” imbuhnya.
Pria kelahiran Sukabumi 19 Mei 1981 ini menyebut, selain menghabiskan anggaran daerah yang tidak sedikit, proyek pembangunan melalui skema MYC ini juga bukan untuk ajang coba-coba, mengingat proyek pembangunan yang sudah di mulai sejak tahun 2023 dan menghabiskan dana kurang lebih Rp 1,3 triliun ini diharapkan mampu mengejar ketertinggalan pembangunan infrastruktur yang ada di Kutim.
“Ini akan jadi catatan kami dan akan segera kami evaluasi lagi, karena memang semua kegiatan masih di bawah target kita,” pungkasnya. (adv/g-s08)