Sangatta, Kutai Timur – Warga Kenyamukan, Kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur (Kutim) tengah menghadapi kesulitan serius terkait akses air bersih. Krisis ini bukan masalah baru, namun menjadi semakin parah terutama saat musim kemarau tiba.
Hingga saat ini, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) belum mampu menjangkau wilayah tersebut, membuat warga terpaksa mencari solusi mandiri demi mendapatkan air bersih.
Situasi ini diakui sangat memberatkan masyarakat, terlebih saat musim kemarau ketika sumber air alami menjadi semakin sulit ditemukan. Warga harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli air atau menggali sumber air dengan kedalaman tertentu agar bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Hal ini dinilai tidak sebanding dengan hak dasar masyarakat yang seharusnya dapat mengakses air bersih dengan mudah.
Menanggapi keluhan tersebut, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutai Timur, Jimmi, menyatakan bahwa pemerintah daerah melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kutim telah memasukkan program pemasukan air bersih ke daerah Kenyamukan dalam rencana kerja.
“Pemasukan air bersih ke Kenyamukan sudah diprogramkan oleh dinas PU melalui bidang cipta karya. Nantinya, akan dibangun jaringan pipa air bersih yang juga mengarah ke pelabuhan Kenyamukan,” ungkap Jimmi saat ditemui di Sangatta, Jumat (1/11/2024).
Jimmi berharap bahwa rencana ini dapat segera terealisasi demi meringankan beban masyarakat Kenyamukan yang telah lama menunggu solusi atas kebutuhan mendasar ini.
Menurutnya, pembangunan jaringan pipa menuju wilayah tersebut akan terintegrasi dengan infrastruktur di sekitar pelabuhan Kenyamukan, sehingga manfaatnya dapat dirasakan baik oleh warga maupun pelaku usaha di kawasan tersebut.
Selain masalah air bersih, Jimmi juga menyoroti perlunya perbaikan fasilitas dermaga di Kenyamukan yang saat ini sering terkendala oleh kondisi sedimentasi. Masalah ini kerap membuat aktivitas bongkar muat barang di pelabuhan terganggu, terutama ketika air sedang surut.
“Kami akan melakukan penyempurnaan dermaga, karena adanya sedimentasi menyebabkan air yang surut kerap menghambat proses bongkar muat barang,” jelasnya.
Menurut Jimmi, penanganan masalah sedimentasi ini sangat penting agar dermaga di Kenyamukan bisa lebih representatif dan layak sebagai pintu masuk barang-barang kebutuhan daerah. DPRD Kutim berencana mengajukan permohonan bantuan kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk turut serta dalam menyelesaikan masalah ini.
Jimmi berharap bahwa dengan dukungan provinsi, dermaga Kenyamukan dapat dioptimalkan sehingga tidak lagi terkendala oleh pasang surut air.
“Kami perlu bantuan dari provinsi agar tidak ada gangguan lagi dari pasang surut air. Dengan begitu, dermaga dapat digunakan untuk aktivitas kapal kapan saja tanpa terhambat,” pungkas Jimmi.
Program-program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup warga Kenyamukan sekaligus memperlancar arus barang di dermaga, mendukung perekonomian lokal, dan menjadikan pelabuhan Kenyamukan sebagai salah satu pusat distribusi penting di Kutai Timur. (ADV/GS-AR)