SANGATTA – Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutai Timur, Ahmad Junaedi menegaskan pihaknya tengah memperkuat akurasi pendataan keluarga di seluruh kecamatan. Hal ini dilakukan menyusul masih ditemukannya input data yang tidak sesuai dengan kondisi lapangan oleh sebagian Tim Pendamping Keluarga (TPK).

“Kami masih menemukan beberapa kecamatan di mana TPK menginput data tidak sesuai sumber di lapangan. Ini berdampak pada error data kami,” ujar Junaedi.

Ia menegaskan bahwa fokus saat ini bukan hanya menyasar keluarga berisiko stunting, tetapi terlebih dahulu memastikan pendamping di lapangan memiliki kemampuan yang baik dalam melakukan verifikasi dan pemutakhiran data.

Untuk meningkatkan akurasi tersebut, DPPKB Kutim akan memberikan pelatihan khusus bagi TPK. Setiap pendamping nantinya dapat langsung melakukan pemutakhiran data melalui aplikasi di handphone saat berada di lapangan. “Apa yang mereka unggah itulah yang terbaca secara nasional,” jelasnya.

Selain TPK, pelatihan juga diberikan kepada LKB dengan sistem zonasi. DPPKB kini tidak lagi memusatkan kegiatan di stu tempat atau tetapi akan hadir langsung ke kecamatan untuk melakukan pelatihan lapangan.

“Itulah roh dari Cap Jempol Stop Stunting, kami yang datang melayani langsung. Pelatihan dilakukan per zona atau per kecamatan agar lebih efektif dan tepat sasaran,” tegas Ahmad Junaedi.

Program ini diharapkan mampu memperbaiki kualitas pendataan dan memastikan intervensi pemerintah tepat sasaran dalam upaya menekan angka keluarga berisiko stunting di Kutai Timur. (ADV/Bung TJ)

Loading