BENGALON – G-SMART.ID – Menindaklanjuti arahan Bupati Kutai Timur (Kutim) terkait upaya penurunan angka stunting dan tindaklanjut pelatihan fasilitator Kabupaten beberapa waktu yg lalu di tingkat provinsi, yang mana diharapkan setelah mengikuti pelatihan tersebut, Tim Pendamping Keluarga (TPK) Kutim mampu melakukan penapisan dan pendampingan keluarga beresiko stunting di wilayah masing masing.

Sabtu, (21/5/2022), bertempat di Ruang Pertemuan Kantor Kecamatan Bengalon, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) melaksanakan orientasi TPK untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan, sikap dan keterampilan Tim TPK dalam pendampingan keluarga berisiko stunting. Peserta TPK terdiri dari kader PKK, bidan, kader KB berjumlah 48 orang yang dibagi menjadi 16 tim dan dilaksanakan selama satu hari dengan hitungan 10 JP (Jam Pembelajaran).

Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Plt Sekretaris Camat Anton Siswanto mewakili Camat Bengalon Suharman dan turut dihadiri oleh Sekretaris TP PKK Kecamatan Bengalon, Sekretaris IBI Ranting Kecamatan Bengalon serta undangan lainnya. Sementara itu yang menjadi narasumber adalah tim fasilitator Kecamatan (PLKB) yaitu Norhayati, Hamdani Rahman dan Kiki Tisna Ariani dengan didampingi oleh fasilitator Kabupaten Kutim Yuliana Kala’lembang.

Dalam sambutannya Plt Sekretaris Camat Bengalon Anton Siswanto berharap para anggota TPK agar terus meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) dan terus semangat dalam melakukan tugas pendampingan.

“Saya juga menghimbau kepada beberapa Desa untuk segera menyelesaikan SK TPPS Desa dan melaporkan ke Kabupaten untuk selanjutnya di laporkan ke tingkat Pusat,” pesan Anton Siswanto kepada peserta yang hadir.

Sementara itu Kepala Dinas DPPKB dr Setiadi Halim melalui Kabid Ketahanan dan Kesejahtraan Keluarga Yuliana Kala’lembang berharap BKKBN Provinsi Kaltim untuk terus membina tim Kabupaten dan terus mendukung kegiatan yang dilaksanakan di lapangan.

“Selain itu saya berharap semua pelatihan TPK di Kutai Timur semuanya dapat berjalan dengan baik sehingga upaya kita untuk menurunkan angka stunting dapat terwujud,” ujar Yuliana.

Ditambahkan Yuliana, tujuan Khusus orientasi TPK ini adalah meningkatkan pemahaman terkait mekanisme rujukan pelayanan TPK, menumbuhkan keterampilan dalam mempraktikkan pemutakhiran data sasaran keluarga beresiko stunting, mampu mempraktekan aplikasi ELSIMIL bagi TPK.

“Selain itu tujuan utama orientasi ini, diharapkan para peserta mampu menjelaskan variabel terpilih dalam pemantauan fase hamil dan pasca persalinan serta dapat memfasilitasi pertemuan TPK dan mampu melakukan jejaring kemitraan tim pendamping keluarga,” jelasnya.

Di tempat terpisah, Ketua PC IBI kutim Triana Nur menghimbau kepada bidan selaku anggota TPK untuk betul betul berkolaborasi dengan sesama tim, agar penurunan stunting di Kutim dapat segera dicapai. (G-S02)

Loading