
SANGATTA — Kabupaten Kutai Timur (Kutim) kembali mencuri perhatian setelah mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang melesat hingga menembus angka lebih dari 10 persen. Data itu disampaikan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kutim dan langsung mendapat respons dari Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman.
Peningkatan tersebut menempatkan Kutim sebagai daerah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Meski begitu, Bupati Ardiansyah menegaskan bahwa capaian angka saja belum cukup jika tidak memberikan perubahan nyata bagi masyarakat.
“Angka pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini tentu menggembirakan, tetapi saya belum yakin sepenuhnya apakah manfaatnya sudah dirasakan oleh seluruh masyarakat kita,” ujarnya.
Ardiansyah menyebut, pemerintah daerah akan terus mendorong tumbuhnya aktivitas ekonomi masyarakat di berbagai sektor. Pemanfaatan potensi sumber daya yang ada, menurutnya, menjadi kunci agar pertumbuhan tidak hanya terjadi di atas kertas, tetapi juga berdampak pada peningkatan kesejahteraan warga.
“Siapapun yang ingin menggerakkan roda ekonomi akan kita dukung. Tujuannya jelas, yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kutai Timur,” tegasnya.
Di sisi lain, gambaran ekonomi regional Kaltim turut menunjukkan tren positif. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku pada triwulan III tahun 2025 mencapai Rp 218,19 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2010 tercatat Rp 149,27 triliun.
Secara keseluruhan, perekonomian Kaltim triwulan III-2025 tumbuh 4,26 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini didorong oleh sejumlah lapangan usaha, terutama Industri Pengolahan yang tumbuh 13,96 persen, sektor Administrasi Pemerintahan yang naik 12,97 persen, serta Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum yang meningkat 12,32 persen.
Meski begitu, BPS mencatat masih ada sektor yang mengalami tekanan. Pertambangan dan Penggalian sebagai penopang utama ekonomi Kaltim terkontraksi 0,22 persen. Sektor Konstruksi juga turun 1,40 persen, dan Jasa Keuangan serta Asuransi mengalami penurunan cukup dalam yakni 6,13 persen. (ADV/Bung TJ)
![]()



