SANGATTA- Pengelolaan sampah di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) masih menjadi persoalan yang hingga saat ini belum bisa di atasi. Berbagai program dan inovasi yang coba di lakukan oleh pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah belum membuahkan hasil yang optimal.
“Nah salah satunya program pembangunan yang di lakukan tidak taat tata ruang dan tidak fokus,” ujar Anggota DPRD Kutim Agusriansyah Ridwan.
Katanya, harusnya pemerintah daerah sudah bisa menempatkan program pengelolaan dan penangaanan sejak dini atau minimal 5 tahun sejak awal Kabupaten ini berdiri. Dirinya menilai dalam persoalan ini, dirinya menduga ada dua kemungkinan yang menyebabkan pengelolaan sampah di daerah ini belum optimal.
“Karena mungkin belum ketemu polanya, atau memang belum ada kesungguhan yang di lakukan oleh pemerintah dalam pengelolaan sampah ini, ” ujar Anggota Komisi D Bidang Kesejahteraan Rakyat DPRD Kutim ini.
Politisi dari PKS ini berharap, kedepan pemerintah harus memberikan perhatian lebih terhadap pengelolaan sampah yang produksinya semakin hari semakin meningkat dampak dari aktifitas masyarakat dan pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin besar di Kutim.
“Ini (sampah) memang masalah dari dulu, dan harusnya ini sudah bisa di atasai sejak awal. Dan sebenarnya tidak sulit untuk mengatasi persoalan ini, di analisis perwilayah berapa jumlah produksi sampah yang di hasilkan,” ucapnya.
Meskipun belum optimal, namun dirinya melihat, pemerintah daerah saat ini sudah mulai menunjukkan komitmenya dalam menangani persoalan sampah di Kabupaten yang akan segera berusia ke 24 tahun tersebut. Dengan menggandeng berbagi pihak termasuk komunitas peduli lingkungan yang bersama-sama mengatsai persoalan sampah.
“Saya lihat pemerintahan saat ini sudah ada actionnya dengan adanya Bank sampah, artinya polanya sudah ada. Yang belum ada itu TPAnya yang representative,” ucap Agus sapaan akrabnya. (Adv/g-s08)