SANGATTA- Triathlon merupakan cabang olahraga (Cabor) berbasis daya tahan (endurance), karena menggabungkan tiga jenis olahraga sekaligus, yakni berlari, bersepeda dan berenang, sehingga, setiap atlet yang akan menekuni olahraga ini, dituntut untuk memiliki kekuatan serta kesehatan jasmani yang baik.

Ketua Federasi Triathlon Indonesia Kutai Timur (FTI Kutim) Agus WRB mengungkapkan, meskipun jarang terdengar, Triathlon merupakan olahraga yang sangat menarik karena terdiri dari rangkaian tiga olahraga yang dilakukan dalam satu kesatuan waktu serta dituntut untuk dapat menyelesaikan pertandingan dengan waktu tercepat.

“Program kami (FTI Kutim) dalam waktu dekat akan memperkenalkan olahraga ini (Triathlon) ke tengah masyarakat, khusunya dikalangan pelajar setingkat SMP-SMA,” ujarnya mengawali obrolan Sabtu (01/04/2023).

Hal tersebut perlu di lakukan, selain sebagai upaya untuk memperkenalkan cabor Triathlon yang tercatat dalam sejarah pernah diselenggarakan pada tahun 1901 di Joinville-le-Pont, Prancis, sekaligus menjadi ajang untuk menggali potensi atlet-atlet lokal yang dimiliki agar mampu berprestasi serta membawa nama harum kabupaten dengan 18 kecamatan ini melalui olahraga Triathlon.

“Dengan kondisi geografis yang dimiliki Kutim, saya yakin banyak anak-anak kita khusunya di pedalaman dan pesisir yang secara alami sudah memiliki daya tahan kondisi tubuh yang bagus, nanti tinggal dikembangkan,” ujarnya optimis.

Selain itu, meskipun kepengurusan FTI masih tergolong baru di Kutim, namun, sudah sanggup mempersembahkan prestasi yang cukup membanggakan, dengan meraih 1 emas dan 3 perak dalam ajang pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Kalimantan Timur yang berlangsung di Berau beberapa waktu yang lalu.

“Ini membuktikan kami (FTI Kutim) serius dan yakin bisa mengembangkan olahraga ini (Triathlon) di Kutim dan bisa memberikan yang terbaik, kita berharap seluruh masyarakat bisa mendukung, termasuk pemerintah serta pihak swasta agar bidang olahraga juga menjadi bagian program pembangunan daerah,” pungkasnya. (G-S08)

Loading