SANGATTA – Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo menghadiri Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke 29 tahun 2022, yang dipusatkan Lapangan Merdeka, Kota Medan, Sumatra Utara. Kegiatan peringatan Harganas ke 29 ini, diikuti Dinas Keluarga Berencana se Indonesia dan instansi terkait lainnya secara offline maupun online.
Turut dihadiri oleh Wakil Bupati Kutim, Kasmidi Bulang, yang juga selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Kutim, Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk dan keluarga Berena (DPPKB) Kutim, Indra Arie Iranday dan jajarannya secara virtual (zoom), di Ruang Rapat, Diskominfo Perstik Kutim, Kamis (7/7/2022).
Ditemui usai acara itu, Wakil Bupati Kasmidi Bulang menyebut arahan Presiden RI di Harganas ke 29 ini, setelah Pandemi Covid-19 dua tahun lalu, tantang berikut adalah dampak dari perang Ukraina dan Rusia.
“Presiden tadi secara tegas menyampaikan, bahwa dunia ini belum aman. Karena ada perang Ukraina dan Rusia, itu berdampak terhadap pangan, energi dan migas. Tentunya juga berdampak ke Indonesia,” jelas Kasmidi.
Lebih lanjut Kasmidi menambahkan, Intruksi Presiden jelas bahwa semua Kepala Daerah (Gubernur, Bupati/Wali Kota) agar memahanfaatkan lahan sekecil apapun, untuk bercocak tanam. Baik tanamanan pangan maupun lainnya, agar ketersediaan pangan tetap terjaga.
Tak kalah penting, sambung Kasmidi adalah stunting. Masalah stunting harus ditekan. Guna memperkuat generasi dimasa yang akan datang.
Sebagaimana diketahui, kata Kasmidi, angka stunting di Kutim tertinggi di Provinsi Kaltim 24 persen bahkan melebihi Nasional, yakni mencapai 27 persen. Namun, data tersebut masih sedang dilakukan validasi dilapangan.
“Insyahallah apa yang sudah disampaikan Presiden, kita akan laksanakan di Kutim. Kita juga menargetkan 14 persen, hingga 2024,” tutur suami dari Satriani ini.
Sebab, penanggung jawab penurunan angka stunting di kabupaten adalah Wakil Bupati. Maka dalam waktu dekat, dirinya bersama TPPS Kabupaten Kutim akan melakukan rapat terkait program strategis dalam upaya penurunan angka stunting di Kutim.
“Kita akan adakan rapat lagi, untuk bahas program untuk penurunan angka stunting. Saya akan minta data yang diambil itu, disampaikan kepada saya dan akan evaluasi. Bisa saja bukan itu stunting semua, tetapi baru berisiko untuk stunting. Kita akan turun langsung ke locus stunting guna memastikan langsung,” tegasnya.
Lebih jauh orang nomor dua di Kutim ini menyatakan keseriusan Pemerintah Kabbupaten (Pemkab Kutim) dalam rangka menurunkan stunting di Kutim. Bahkan, ia menyebut akan ada penambahan anggaran (APBD-P) khusus program penurunan stunting di Kutim.
“Mudah-mudahan dalam waktu dua tahun ini, kitab isa bekerjasama denga semua pihak turunkan stunting di Kutim,” harapnya.
Sementara itu, Sekretaris DPPKB Kutim, Indra Arie Iranday menjelaskan, Tim TPPS Kutim sudah terbentuk hingga tingkat Desa di 18 Kecamatan yang ada, serta membentuk 176 Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang terdiri dari Tenaga Kader KB, TP PKK dan Bidan.
“Bertugas mendampingi serta memberikan edukasi kepada masyarakat berdasarkan data dari Kegiatan Pendataan Keluarga 2021(PK21) tentang proyeksi (prediksi) masyarakat yang kemungkinan mengarah pada stunting,” terangnya.
Untuk target penurunan angka stunting di Kutim, Indra sapaan akrab Indra Arie Iranday menjelaskan, berdasarkan data prevalensi stunting Kaltim 2022-2024 yang di rilis oleh BKKBN pusat untuk tahun 2022 sebesar 22,34 persen. Selanjutnya tahun 2023 sebesar 18,14 persen, sedangkan untuk tahun 2024 sebesar 14,14 persen.
“Ini bukan hanya pekerjaan satu Dinas saja, di perlukan kolaborasi semua stekholder untuk bersama-sama menurunkan angka stunting di kutai Timur,” pungkasnya. (G-S04)